"Hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi yang ada harus kita cocokkan dengan hasil autopsi. Intinya, supaya tidak ada spekulasi, supaya tidak bias," ucap Helmy.
Sementara terkait dugaan korban yang tewas karena dugaan penganiayaan oleh seniornya, Helmy mempersilakan kepada pihak keluarga korban untuk memberikan informasi sebanyak-banyaknya.
"Kami membuka ruang bagi masyarakat, maupun keluarga almarhum apabila ada informasi-informasi lain yang belum disampaikan kepada kami, kami membuka pintu seluas-luasnya dalam rangka membuat terang peristiwa ini," tutur Helmy.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswa sekolah polisi negara (SPN) Kemiling, Lampung meninggal dunia setelah pingsan dua kali saat mengikuti apel siang.
Berdasarkan kronologi yang dihimpun, peristiwa itu berawal saat siswa Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) Polda Lampung itu mengikuti apel siang di lapangan SPN Kemiling.
Baca Juga: RS Bhayangkara Sebut Bintara SPN Polda Lampung Meninggal Bukan Karena Kekerasan!
"Siswa sempat terjatuh karena pingsan saat masih dalam barisan usai apel siang," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Lampung Kombes Pol Umi Fadilah Astutik.
Rekan-rekan sesama siswa dan pengasuh kemudian memberikan pertolongan pertama dan menghubungi piket kesehatan.
Pada saat pertolongan pertama, Advent sempat siuman dan mengaku pusing sebelum jatuh pingsan. Beberapa saat kemudian, Advent kembali pingsan hingga akhirnya dibawa ke UGD RS Bhayangkara pada pukul 14.00 WIB.
Dokter di UGD kemudian melakukan tindakan gawat darurat, namun pada pukul 14.45 WIB, Advent dinyatakan meninggal dunia.
Baca Juga: Kronologi Siswa SPN Polda Kaltara Meninggal Usai Olahraga malam, Diduga Heatstroke
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.