Kompas TV regional jawa tengah dan diy

Kondisi Kerja Tambang Emas Ilegal Banyumas Menjebak 8 Pekerja: Lubang Sempit, Basah, Taruhan Nyawa

Kompas.tv - 28 Juli 2023, 10:00 WIB
kondisi-kerja-tambang-emas-ilegal-banyumas-menjebak-8-pekerja-lubang-sempit-basah-taruhan-nyawa
Kondisi salah satu lubang tambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (26/7/2023). (Sumber: KOMPAS.com/FADLAN MUKHTAR ZAIN)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Iman Firdaus

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Masih Berupaya Evakuasi 8 Petambang Emas Ilegal di Banyumas!

Di dalam tambang, terowongan sempit dibuat lebih luas oleh pekerja yang mengikuti di belakang "raja tikus", sebutan untuk pekerja yang berani masuk lubang kecil pertama untuk mengikuti aliran emas.

Setelah itu, kayu digunakan untuk melapisi terowongan untuk mencegah runtuh.

"Satu tim bisa terdiri dari 3 orang atau 10 orang," kata Nino.

Perlengkapan dasar para pekerja tambang hanyalah lampu senter yang dikenakan di kepala.

Makanan dan minuman dikirim dari permukaan menggunakan tali. Pipa blower digunakan untuk mensuplai oksigen, dan juga sebagai jalur komunikasi. Selain itu, ada pipa untuk memompa air dan kabel untuk mesin bor.

Baca Juga: Kronologi 8 Penambang Emas Ilegal Banyumas Terjebak di Lubang Tambang, Evakuasi Dilanjutkan Pagi Ini

Namun, meski dengan semua persiapan ini, bahaya selalu ada.

"Sejak 2014, kejadian rembesan air seperti ini baru terjadi kali ini. Dulu pada 2015, dua orang meninggal karena jatuh," tutur Darkim (nama samaran), penambang lainnya.

Mereka tidak tahu secara pasti dari mana air datang dan menggenangi tambang, tetapi area ini diapit oleh dua sungai, Sungai Datar dan Sungai Tajur.

Meskipun risiko tinggi, pendapatan potensial membuat pekerjaan ini menarik.

Mereka tidak mengungkapkan secara pasti berapa banyak yang mereka dapatkan, tetapi memberikan perkiraan antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta per minggu.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Merosot Rp8.000, Kini Jadi Rp1.068.000 Per Gram

Sistem pembagian hasil juga bervariasi, baik dalam bentuk bagian dari tambang atau dalam bentuk uang.

Selain itu, ada juga pemodal yang membiayai operasi dan pemilik tanah yang menyewakan lahan.

Darkim mencatat bahwa satu "lapak" atau area kerja bisa memerlukan modal hingga Rp 500 juta. Di sana, terdapat 35 lapak, 30 di antaranya aktif dan lima lainnya tidak aktif.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x