Kompas TV regional bali nusa tenggara

Mantan Bacaleg PDIP yang Dikeroyok Massa di Lombok Disebut Tak Mencabuli Anaknya

Kompas.tv - 20 Juli 2023, 10:24 WIB
mantan-bacaleg-pdip-yang-dikeroyok-massa-di-lombok-disebut-tak-mencabuli-anaknya
SS bakal caleg PDIP dikeroyok warga di Desa Sekotong Tengah, Lombok Barat, NTB, karena dituduh menghamili anak kandungnya. (Sumber: Tribun Lombok)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Iman Firdaus

LOMBOK, KOMPAS.TV - Mantan Bakal Calon Legislatif atau Bacaleg dari PDI Perjuangan (PDIP) berinisial SS (50) yang dikeroyok massa di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), ternyata tidak mencabuli anaknya.

Demikian hal tersebut diungkapkan oleh kuasa hukum anak korban SS bernama Moh Tohri Azhari, yang  meluruskan kabar pencabulan yang membuat ayahnya dihajar massa.

Tohri menegaskan, tudingan pencabulan yang dialamatkan kepada SS terhadap anak perempuannya tidak benar. Tohri mengatakan SS tidak pernah mencabuli anaknya.

Baca Juga: Kasus Dugaan Ayah Cabuli Anak Diumumkan Lewat Pengeras Suara, Terduga Pelaku Dikeroyok Massa

Adapun munculnya isu soal SS mencabuli anaknya itu, kata dia, berawal ketika anak pertama SS mendapat intimidasi dari orang tidak dikenal.

Orang tidak dikenal itu, kata Tohri, membawa anak sulung SS ke sebuah rumah di wilayah Sekotong, Lombok Barat oleh OTK.

Di sana, anak pertama SS mendapat intimidasi dan diperintahkan untuk mengembuskan informasi bahwa ayahnya telah mencabuli sang adik.

Tohri menyebut bahwa selain diintimidasi, anak pertama SS juga diperintahkan oleh orang tidak dikenal itu untuk membuat laporan polisi.

"(Anak SS) juga diarahkan ke Polres untuk membuat laporan (tuduhan pencabulan)," kata Tohri dikutip dari TribunLombok.com pada Kamis (20/7/2023).

Baca Juga: Kronologi Ayah Bunuh Anak dan Jasadnya Dibungkus Karung, Ternyata Korban Sempat Dicabuli Pelaku

Karena ketakutan dengan intimidasi tersebut, Tohri menuturkan, anak sulung SS kemudian menuruti arahan dari orang tidak dikenal tersebut. 

Hingga pada akhirnya, tersebarlah kabar bahwa SS telah mencabuli anak kandungnya pada Minggu (16/7/2023).

Bahkan kabar pencabulan tersebut diumumkan lewat pengeras suara masjid. Warga Desa Sekotong Tengah, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, kemudian diminta untuk berkumpul dan mencari keberadaan SS. 

Setelah ditemukan, massa langsung menghajar SS hingga babak belur. Tohari mengatakan selain ada intimidasi, ada juga kesalahpahaman antara anak sulung SS dengan warga. 

Anak SS, kata Tohri, pernah bercerita kepada warga bahwa dirinya pernah dirusak oleh ayahnya. Namun, dirusak yang dimaksud itu bukan harga dirinya, melainkan dikecewakan.

Baca Juga: Fakta Warga Keroyok Bacaleg yang Diduga Cabuli Anak Kandung, Partai Cabut Berkas Pencalonan

"Yang dirusak ini bukan berarti merusak harga dirinya (tapi kekecewaan). Ada keinginan dari anak ini yang ingin dibelikan, tapi berkali-kali dijanjikan tidak belikan, tidak pernah ditepati (oleh SS)," ucap Tohari.

Sebelumnya diberitakan, seorang pria di Desa Sekotong Tengah, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), berinisial SS, menjadi bulan-bulanan massa karena diduga melakukan tindak pidana pencabulan.

Aksi massa yang mengamuk hingga akhirnya mengeroyok pria berusia 50 tahun itu terjadi pada Minggu (16/7/2023).

Kabid Humas Polda NTB Kombes Arman Asmara Syarifuddin mengungkapkan kronologi pengeroyokan terhadap SS berawal ketika salah seorang warga mengumumkan dugaan pencabulan yang dilakukan SS kepada anak kandungnya, melalui pengeras suara masjid.

Dalam pengumuman tersebut, warga diminta untuk untuk berkumpul mencari terduga pelaku SS.


"Selang beberapa saat masyarakat berkumpul dan langsung melakukan pencarian terhadap terduga (SS),” kata Kombes Arman melalui keterangan resminya yang dikutip pada Senin (17/7/2023).

Baca Juga: Hakim Pengadilan Negeri Rangkasbitung Dipecat karena Pakai Narkoba di Ruang Kerja Berbulan-bulan

“Saat pencarian, pada akhirnya ditemukan oleh warga, seketika itu juga warga langsung menyerang terduga pelaku." 

Selanjutnya, Kombes Arman mengatakan, personel kepolisian yang dipimpin Kapolsek Sekotong beserta para tokoh masyarakat setempat tiba di lokasi pengeroyokan, dan mengevakuasi SS dari amukan massa.

"Saat tiba di tempat, Kapolsek segera mengumumkan untuk berhenti dan terduga segera diamankan oleh personel. Dia dilarikan ke rumah sakit," kata Arman.




Sumber : Kompas TV/TribunLombok




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x