"Disekap di ruangan kecil dan lampunya tidak boleh dinyalakan. Kalau dikasih makan seperti ke hewan," kata SU.
"Waktu itu sempat menelepon, cerita ke saya, 'Pak, saya dijual, tidak mau melayani, saya dipukul, sakit, saya lemas,'" lanjut suami korban.
SU menyebut istrinya diduga menjadi korban sindikat perdagangan orang yang kerap menyasar pekerja migran asal Indonesia.
SU sendiri pernah bekerja sebagai migran di Arab Saudi dan sempat melarang istrinya saat ID mendapati lowongan pekerjaan mencurigakan.
Tetapi, korban telanjur kepincut hingga akhirnya terjebak sindikat. Sindikat perdagangan orang ini diduga melibatkan pelaku dari berbagai negara.
"Modusnya menawari pekerjaan dengan iming-iming gaji besar lewat grup Facebook. Banyak sebenarnya grup-grup seperti itu," kata SU.
Kuasa hukum keluarga korban, Salatudin Gayo mendesak pihak berwenang melanjutkan penyelidikan hingga menangkap semua orang yang terlibat.
Sejauh ini, baru dua orang yang ditangkap, yakni pihak penyalur setempat dan mucikari berkewarganegaraan Bangladesh.
"Kan baru sponsor lapangan yang merekrutnya (yang ditangkap), bukan yang memproses dan memberangkatkan korban," kata Salatudin.
Kasus ID menuai sorotan usai anak korban mengunggah video tentang ibunya yang menjadi korban TPPO.
Dalam video itu, anak korban meminta polisi agar memulangkan ibunya yang diduga dijadikan budak seks oleh sindikat perdagangan orang di Dubai.
Baca Juga: Terkait Kasus TPPO, Mahfud Beberkan Pengungkapan Dugaan Penjualan Organ Tubuh
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.