KUPANG, KOMPAS.TV – Seorang anak berusia 7 tahun 4 bulan berinisial JAM di Desa Nunuhkniti, Kecamatan Fautmolo, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur meninggal dunia akibat rabies.
Korban dinyatakan meninggal dunia pada Kamis 29 Juni 2023 sekitar pukul 01.00 WITA.
Menurut Juru bicara Satgas Penanganan Virus Rabies Kabupaten TTS, Octas B Tallo, JAM sempat mendapatkan perawatan di Puskesmas Nunukhniti.
"Berdasarkan laporan dari surveilans Nunuhkniti, pada Minggu 25 Juni 2023 sekitar pukul 07.16 WITA, pasien dengan dugaan rabies dirawat di Puskesmas Nunuhkniti," jelasnya.
Namun, pihak puskesmas kemudian merujuk korban ke RSUD SOe untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Baca Juga: Marak Rabies, Jangan Sepelekan Gigitan Hewan, Sangat Berbahaya!
Korban tiba di RSUD Soe pada Hari Senin 26 Juni 2023, pukul 03.10 WITA, dengan keluhan demam yang hilang timbul kurang lebih 5 hari.
Keluhan lain adalah merasa nyeri saat menelan, nyeri perut kiri dan paha kiri, berkeringat dan muntah.
"Korban kemudian mendapatkan perawatan lebih lanjut di RSUD SoE dan keadaan umum saat masuk ke RS," jelas pria yang akrab disapa Adi ini.
Kemudian, pada hari yang sama, sekitar pukul 09.30 WITA, tim melakukan investigasi dengan meminta informasi dari nenek korban.
Menurut sang nenek, korban digigit anjing pada tanggal 20 April 2023 sore hari saat bermain dengan teman-temannya.
"Yang bersangkutan dikejar oleh seekor anjing dan kebetulan yang bersangkutan berlari dari belakang sehingga tergigit di kaki sebelah kiri (betis) sebanyak 8 gigitan agak dalam dan di telapak tangan bagian dalam sampai ke jari," terangnya, dikutip Pos-kupang.com..
Saat itu, nenek korban sempat mengompres luka gigitan anjing dengan air hangat dan dioles minyak kelapa.
"Pasca gigitan pasien demam selama 2 hari dan tidak dibawa ke faskes karena keluarga belum mengetahui tentang rabies," ujarnya.
Pada 23 Juni 2023, lanjut Adi, korban dibawa ke Puskesmas Nunuhkniti dengan keluhan demam, nyeri saat menelan, pembesaran tonsilitis kanan.
"Akhirnya pasien diberi obat pereda nyeri dan antibiotik," imbuhnya.
Pada hari Minggu, 25 Juni, pukul 24.00 WITA pasien dirujuk dari Puskesmas Nunuhkniti ke RSUD Soe.
Baca Juga: Minat Vaksin Rabies di Kota Semarang Meningkat
"Setelah dilakukan investigasi yang bersangkutan sudah mulai menunjukan gejala seperti nyeri saat menelan dan tidak mau minum air serta takut terhadap angin. Namun yang bersangkutan masih bisa berkomunikasi dan masih mau makan," jelas Adi.
Berdasarkan kesimpulan sementara tim TRC, jika melihat dari gejala yang muncul dan masa inkubasi yang ada, diduga korban JAM mengalami gejala khas rabies stadium 1.
Sumber : Pos-kupang.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.