“Kalau yang untuk tempat daging kurban itu namanya pegon, ukurannya 8x12 (sentimeter),” katanya.
“Kita sudah ada pasar sendiri, nggak ngedrop ke penjual, sudah ada yang datang. Kalau ibu saya sudah sejak masih bujang bikin besek, mungkin lebih 50 tahun,” tambahnya.
Sebelumnya, Muhammad Mar’ie Sirajuddin dari Ahmad Dahlan Halal Center (ADHC) dan Program Studi Teknologi Pangan (PSTP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menyebut, penggunaan kantung plastik hitam tidak disarankan sebagai tempat daging kurban.
Hal itu disampaikannya dalam acara Sosialisasi Tuntunan Ibadah di bulan Zulhijah yang diselenggarakan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DI Yogyakarta pada Minggu (18/6/2023).
Penggunaan kresek hitam sebagai bungkus daging kurban tidak disarankan. Demikian disampaikan
Menurutnya, kantung plasatik hitam tidak ramah lingkungan dan sulit terurai, serta memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap ekosistem.
Plastik kresek hitam juga diketahui dapat melepaskan senyawa beracun yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
“Kresek hitam tidak disarankan untuk membungkus daging kurban. Selain tidak ramah lingkungan, plastik jenis ini disebut-sebut bisa melepas senyawa beracun yang tidak baik untuk kesehatan,” ucapnya, dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.
Sebagai alternatif yang lebih baik, Mar’ie menyarankan agar menggunakan besek sebagai pengganti kresek hitam.
Baca Juga: Jokowi Sebut Cuti Bersama Iduladha untuk Dorong Ekonomi, Terutama dari Pariwisata Daerah
Penggunaan besek dalam membungkus daging kurban memberikan solusi yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap alam.
“Gunakan besek lebih baik tetapi kalau dinilai mahal, gunakan plastik bening,” ucapnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.