“Kepada segenap komunitas Jaga Warga agar turut menjaga kondusifitas, perkuat koordinasi dengan pihak kepolisian.”
“Mari bersama-sama meresapi makna pitutur Crah Agawe Bubrah, Rukun Agawe Santosa demi kemaslahatan bersama, dengan menahan diri dari berbagai goda hasutan dan provokasi,” kata Sri Sultan.
Saat ini, kedua belah pihak sudah berikrar saling memaafkan. Pihak kepolisian juga sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai permasalahan ini.
Sultan juga mengimbau jangan sampai ada niatan untuk saling membalas dendam, karena hanya akan mengakibatkan sesuatu yang negatif.
Ia tidak ingin, hanya karena satu kelompok, seluruh masyarakat yang bahkan tidak tahu duduk perkaranya, turut menjadi korban.
Baca Juga: Kronologi Bentrok di Tamansiswa Yogyakarta, Berawal dari Keributan di Parangtritis
Kronologi Bentrokan di Tamansiswa
Dilansir Tribun Jogja, bentrokan tersebut pecah karena berawal dari keributan yang terjadi di Parangtritis, Kalurahan Kretek, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Minggu, 28 Mei 2023.
Kemudian pada Minggu (4/6/2023) sore sekitar pukul 17.00 WIB, di Jalan Kenari, datang rombongan berjumlah ratusan orang yang disebut untuk menindaklanjuti permasalahan yang terjadi di Parangtritis.
Massa tersebut kemudian diadang oleh jajaran kepolisian dari Polsek Umbulharjo, Polresta Yogyakarta, Satuan Brimob Polda DIY, serta personel Koramil 0734/07 Umbulharjo agar tidak terjadi bentrok.
Pada pukul 17.30 WIB, pihak keamanan pun mengarahkan massa untuk keluar dari wilayah Jalan Kenari untuk menghindari keributan.
Sekitar pukul 17.46 WIB, massa didorong untuk menuju arah Jalan Kusumanegara.
Lalu pada pukul 18.15 WIB, massa diarahkan ke Jalan Tamansiswa. Pukul 18.55 WIB, massa kemudian diminta putar balik ke arah utara Jalan Tamansiswa guna menghindari bentrok.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.