Saat itu sepupunya menanyakan siapa yang dicari oleh pria tersebut, yang dijawab dengan nada keras.
“Dakdo, dakdo,” kata dia menirukan ucapan pria itu.
Jawaban itu ditirukan oleh Angga, yang kemudian mengakibatkan keduanya saling pukul. Namun kasus itu sudah didamaikan di Mapolsek Jelutung.
Namun, enam hari seusai keributan tersebut, ia ditelepon oleh seseorang, yang mengajaknya bertemu di luar rumah.
"Saya ditantang, waktu itu saya tidak tanggapi dan saya jelaskan kronologi sebenarnya, siapa yang salah. Dan yang nelpon bilang, 'ya sudah' gitu, saya pikir sudah selesai," katanya.
Malam itu, kebetulan ada seorang rekan Angga yang berkunjung ke rumahnya, dan pulang sekira pukul 00.00 WIB.
Namun, tidak berselang lama, temannya tersebut menghubungi melalui DM Instagram. Ia meminta tolong karena kehabisan bensin di kawasan Kebun Kopi.
Baca Juga: Sebuah Mobil Pemudik dari Jambi Tersangkut di Jembatan Rel Kereta Api di Banyumas
Ia bersama sepupunya sempat curiga bahwa hal tersebut adalah jebakan. Namun, rasa iba membuat Angga dan rekannya mendatangi lokasi yang dimaksud.
Di situlah pengeroyokan terhadap Angga terjadi, dan dilanjutkan di lokasi lain, yakni di sebuah perkebunan kosong milik warga, di kawasan Simpang Jalan Baru, Kebun Kopi, Kenali Asam Atas, Kotabaru.
Angga mengaku dirinya sempat ditodong menggunakan pistol saat dibonceng tiga dari lokasi pengeroyokan pertama menuju lokasi kedua.
Sumber : Tribunjambi.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.