"Sehingga tracing atau pencarian dimulai sejak korban beserta keluarga tiba di bandara sampai dengan keluarga beserta korban ke area parkir A," kata Dedi.
Dedi juga menjelaskan bahwa ada petugas khusus di Bandara Kualanamu yang khusus memantau CCTV.
Namun, petugas tersebut tidak hanya terfokus pada CCTV di satu area saja.
"Pemantauan CCTV dilakukan terhadap seluruh area bandara, sehingga pemantauan CCTV tidak hanya difokuskan pada satu area atau obyek tertentu.”
“Kecuali ada permintaan khusus pada pada satu area, maka akan dilakukan tracing dengan memutar ulang rekaman. Maksimal 23 hari ke belakang," ungkapnya.
Kematian korban baru terungkap setelah petugas bandara mencium bau busuk di sekitar lift, yang ditindaklanjuti oleh petugas dengan mengecek CCTV lift.
Baca Juga: Perempuan Ditemukan Tewas di Bandara Kualanamu usai 3 Hari Hilang, Sempat Kabarkan Terjebak di Lift
Dari situ baru diketahui Aisiah menaiki lift yang terdiri dari dua pintu.
Saat itu, Aisiah diduga tidak mengetahui bahwa akses pintu lift masuk dan keluar dari lift berbeda saat sampai lantai tujuan.
"Hasil rekaman CCTV, korban membelakangi pintu akses keluar yang sudah terbuka, Kemudian, pintu lift tertutup kembali, di mana hal itu tidak diketahui oleh korban karena posisi korban membelakangi pintu akses keluar lift," ujar Dedi.
Dari rekaman CCTV, Aisiah terlihat berusaha keluar dari pintu lift di depannya, dengan cara memencet tombol pintu dan juga memaksa membuka pintu lift.
"Ketika pintu lift terbuka, korban melangkah dan langsung terjatuh dan masuk dalam lorong (di depan pintu) lift sampai di bawah dasar lantai lift. Sehingga petugas atau pengguna jasa bandara lainnya ketika menggunakan lift yang dimaksud tidak melihat adanya korban," ujar Dedi.
"Lift tidak menimpa tubuh korban, karena tubuh korban masuk dalam kolong atau ruang kosong di bawah lantai lift," ujar dia.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.