KUPANG, KOMPAS.TV - Sejumlah anggota TNI dan Polri di Kupang, Nusa Tenggara Timur atau NTT disebut terlibat bentrok yang dipicu karena pertandingan futsal.
Bentrokan yang semula terjadi di GOR Oepoi Kota Kupang pun meluas hingga mengakibakan rumah dinas Kapolda NTT Irjen Pol Johny Asadoma diserang oleh orang tak dikenal (OTK) pada Kamis (20/4/2023) tengah malam.
Selain menyerang dan merusak rumah dinas Kapolda NTT, pelaku penyerangan juga membakar satu unit mobil dinas patroli milik Satuan Lalu Lintas dan satu unit sepeda motor.
Tak hanya itu, pelaku penyerangan juga menghancurkan Pos Pengamatan Idul Fitri dan dua Pos Polisi yang berada di Kanaan dan Lai Lai Besi Kopan.
Baca Juga: Panglima TNI Pimpin Upacara Kedatangan 3 Jenazah Prajurit TNI yang Tewas Ditembak KST di Nduga Papua
Dilansir dari Tribunnews, pemicu bentrokan tersebut terjadi berawal ketika salah satu tim yang bertanding mencetak gol ke gawang lawan.
Lalu, tampak seorang pria berbaju hitam di tribun bagian barat lompat kegirangan hingga masuk ke dalam lapangan, melewati pagar pembatas.
Setelah merayakan gol tersebut, pria baju hitam bercelana putih itu hendak kembali ke tribun dengan memanjat pagar.
Baca Juga: Masyarakat Diminta Tidak Gelar Konvoi saat Malam Takbiran, Kapolri: Kalaupun Ada, Dibatasi
Saat hendak naik ke atas tribun, seorang anggota Polisi Militer datang. Anggota Polisi Militer lain dan pemain juga ikut datang ke arah tribun barat, atau persis di tempat kejadian.
Cekcok pun terjadi. Belakangan, adu jotos antar penonton dan sejumlah Polisi Militer tak adapat dihindari. Kedua belah pihak saling tunjuk.
Selanjutnya, dari rekaman video yang tersebar, memperlihatkan seorang pria berbaju dan celana hitam, tiba-tiba muncul dari arah belakang dan langsung memukul anggota Polisi Militer.
Tak terima rekannya dihajar, anggota Polisi Militer yang lain datang dan mendorong pria itu. Sejumlah pemain berusaha untuk melerai keributan itu.
Menurut Kapolda NTT, Irjen Johni Asadoma, tersebarnya video dan foto terkait bentrokan anggota polisi dan POM-AD itu memicu kerusuhan semakin meluas hingga di luar GOR Oepoi.
Baca Juga: 4 Prajurit TNI yang Hilang saat Bentrok dengan KKB Papua Kembali, 5 Lainnya Masih Dicari
Akibatnya, kata Irjen Johni, membuat personel lainnya tersulut emosi. Padahal, personel yang tidak berada di GOR Oepoi itu tidak tahu duduk perkara terjadinya bentrokan itu.
"Mungkin, gambar-gambar atau video-video saat di dalam GOR tersebut menyebar ke luar, sehingga mungkin teman-teman TNI yang lain yang tidak tahu permasalahan sebenarnya itu, kemudian datang (ke GOR Oepoi) dan terjadi kesalahpahaman tersebut," kata Kapolda NTT dalam konferensi persnya, Kamis (20/4).
Di sisi lain, Irjen Johni menganggap kerusuhan yang berujung pada perusakan ini bukan akibat mobilisasi massa dari anggota polisi maupun POM-AD.
Menurutnya, kerusuhan itu terjadi lantaran jiwa korsa dari tiap anggota yang terpicu dari tersebarnya video ataupun foto bentrokan awal yang terjadi di GOR Oepoi.
"Kalau saya rasa itu bukan mobilisasi, itu tindakan spontanitas karena ada video-video yang beredar," kata Johni.
Baca Juga: Kapolda Metro Prediksi Peningkatan Arus Mudik di Tol Masih Terjadi, Warga Berangkat usai Tarawih
"Zaman teknologi yang canggih ini, dalam hitungan detik, semua informasi tersebar, kemudian itu ada semacam jiwa korsa dan mencari penyebab bentrokan tersebut."
Sumber : Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.