"Kalau belum mati enggak berani ngubur," ucap Mbah Slamet seperti dikutip dari Tribun Jateng.
Lebih lanjut, Mbah Slamet menuturkan, bahwa aksi pembunuhan berencana terhap 12 korban penggandaan uang dilakukannya seorang diri.
Mbah Slamet mengeksekusi korban di kebun miliknya yang berada di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara. Kebun tersebut diketahui hanya berjarak sekitar dua kilometer dari rumahnya.
Di sana, Tohari bermodus menjalankan ritual supaya penggandaan uang berhasil. Maka, dia turut mengajak korban.
Baca Juga: Fakta Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Bunuh 12 Pasiennya, Korban Dieksekusi saat Ritual Malam Hari
"Berangkat biasanya pukul 16.00 WIB. Ritual sekitar satu jam, cuma ngobrol di sini. Setelah agak malam baru disuruh minum (yang telah dicampur potas)," ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, mengatakan biasanya tersangka Mbah Slamet dan korban menuju tempat ritual menggunakan kendaraan.
"Dari rumah biasanya pakai kendaraan atau menyewa dalam rangka ritual menggandakan uang sehingga korban mau," tutur Hendri.
Begitu korban tewas, Mbah Slamet baru menggali tanah di kebunnya tersebut untuk mengubur korban-korbannya.
"Pada saat datang, lubang belum disiapkan. Ketika korban sudah meninggal baru digali," ujar Hendri.
Baca Juga: Pengakuan Istri Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang: Suami Sering Kedatangan Tamu hingga Ditelantarkan
Sumber : Tribunjateng.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.