Lantas, apa yang menarik dari Moyo Bening?
Banyak orang berbondong bondong datang ke tempat ini untuk berendam (kungkum) dan mandi sepuasnya.
Konon katanya sumber mata air yang ada di Moyo Bening ini memiliki kandungan pH alias keasaman terbaik sehingga sangat cocok untuk aneka pengobatan dan air minum langsung.
Lebih menarik lagi saat ini terdapat kolam renang yang dapat untuk berenang bagi masyarakat umum.
Terkini kondisi Mbah Moyo saat ini berusia 83 tahun. Untuk datang wira wiri kawasan ini fisiknya sudah tidak kuat. Maka dari itu Moyo Bening difungsikan menjadi objek wisata bahkan healing.
Fasilitas yang dibangun tak hanya kolam renang saja yang telah dibangun di 2017 namun pendapa joglo untuk duduk duduk bahkan berkordinasi dan diskusi tentang suatu hal.
Untuk pengembangan pada 2016 dibangun rumah makan sederhana menyediakan aneka sayur dan lauk seperti njangan ndeso, sop, ayam goreng, telur dan sebagainya. Selain itu dijual juga kopi dan aneka minuman serta gorengan sebagai camilan.
Pada 2016 hingga 2018 Moyo Bening banyak dikunjungi wisatawan sekadar ingin berwisata atau bermain air bahkan melakukan ritual mengobati sakit dengan berendam maka selama pandemi ambruk tak ada kunjungan sama sekali.
Tak berapa lama pandemi Covid-19 datang mengubah segalanya.
"Setidaknya 3 tahun berhenti operasional sekarang difungsikan lagi setelah pandemi," imbuh dia.
Dengan rate harga masuk dan berenang Rp15 ribu per satu pengunjung rata rata saat ini ada 40 pengunjung datang.
Rata rata pengunjung yang datang menceritakan pengalamannya yakni datang ke Moyo Bening selain berwisata juga mengobati penyakit seperti stroke darah tinggi dan penyakit kulit.
Salah satu pengunjung asal Jawa Barat, Jaka Kusumah mengaku ia suka datang ke tempat ini untuk berenang.
"Bahkan mandi sekalipun enggak dingin sama sekali. Airnya malah seolah hangat. Kalau sudah berendam disini badan jadi fresh dan enak segar," tandas pria berdarah Sunda ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.