Maka dari itu, puisi Mbeling merupakan salah satu pelopor gerakan kebebasan yang memandang bahwa puisi adalah karya yang apa adanya.
Tak sekadar tempat jual beli buku, Toko Buku Akik juga menjadi titik temu pertukaran pikiran dan pengetahuan yang dibawa setiap pengunjungnya. Menjalankan ‘bisnis idealis’ ini pun bukan tanpa tantangan.
Baca Juga: Pentingnya Membangun Mental Pantang Menyerah
Bagi Tomi, tantangan utama ketika menjalankan bisnis adalah perlu pengetahuan yang dalam perihal produk yang dijual. Pria tersebut merasa belum memiliki pengetahuan luas seputar buku di dunia.
Hal tersebut ia sadari ketika ada seorang pengunjung yang bertanya seputar rekomendasi buku penulis perempuan. Ia pun spontan menjawab Ayu Utami, namun sang pelanggan tampak tak puas.
Tomi pun tersadar bahwa tak banyak referensi yang ia ketahui seputar buku-buku yang ditulis oleh perempuan. Lantas, ia pun membuat rak khusus perempuan dan festival bertajuk “Buku Akik Girls Day Out” yang menghadirkan semua klub buku perempuan.
Ia menjelaskan, “Yang membuat kita terus tumbuh yaitu karena sering ngobrol dengan pembaca atau pelanggan. Mereka sering memberi masukkan tentang buku apa saja yang harus disediakan. Diskusi-diskusi tersebut mampu membuat kita tumbuh dan beragam.”
Lantas, bagaimana cara Tomi mengembangkan toko bukunya hingga sebesar sekarang?
Temukan jawabannya melalui perbincangan lengkap Tomi Wibisono dan Wisnu Nugroho dalam siniar Beginu episode “Tomi Wibisono, Bincang Muda dan Nakal” dengan tautan akses dik.si/BeginuTomiP2 di Spotify.
Di sana, ada banyak kisah dari para tokoh inspiratif yang mampu memberikan perspektif baru untuk hidupmu.
Tunggu apalagi? Yuk, ikuti siniar Beginu dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya!
Penulis: Rangga Septio Wardhana dan Ristiana D. Putri
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.