"Hasil rekapitulasi komoditas pertanian yang terdampak abu vulkanik Merapi ada 1661,8 hektar," ungkap Romza.
Hujan abu vulkanik Merapi tersebut menutupi sejumlah komoditas pertanian dan perkebunan di Kabupaten Magelang.
Jenis komoditasnya berupa cabai, kobis, tomat, sawi hijau dan kopi," jelasnya.
Abu vulkanik akibat erupsi Merapi itu sebagian besar mengguyur wilayah Kecamatan Sawangan. Di wilayah ini setidaknya 1.185,8 hektar lahan pertanian dan perkebunan warga tertutupi abu vulkanik Merapi.
Baca Juga: Cuaca Panas di Yogyakarta Tak Dipengaruhi Erupsi Gunung Merapi, Ini Penjelasannya
Selain itu, lahan pertanian dan perkebunan seluas 476 hektar di Kecamatan Dukun juga mengalami dampak yang sama.
"Kami juga memilah data sesuai tingkat kerusakan untuk wilayah terdampak, yakni kategori dampak ringan seluas 370,5 hektar, sedang 1053 hektar dan berat 258,3 hektar," terang Romza.
Ia mengaku, pihaknya telah mengidentifikasi lahan dan melakukan survei kondisi lapangan yang terdampak abu vulkanik Merapi itu.
Sebelumnya, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Sabtu (11/3/2023) sekitar pukul 12.13 WIB.
Peningkatan aktivitas vulkanik tersebut mengakibatkan turunnya hujan abu tebal di sejumlah wilayah, termasuk Kabupaten Magelang, Kota Magelang, dan Kabupaten Boyolali.
Hingga saat ini, Selasa (14/3) Gunung Merapi masih berada di Level III atau berstatus Siaga.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.