Kompas TV regional peristiwa

Kisah Nono Siswa SD di Kupang, Pernah Gagal Jadi Juara Dunia Matematika lantaran Listrik Mati

Kompas.tv - 21 Januari 2023, 14:21 WIB
kisah-nono-siswa-sd-di-kupang-pernah-gagal-jadi-juara-dunia-matematika-lantaran-listrik-mati
Archangels Hendrik Meo Tnunay alias Nono, siswa SD Inpres Buraen 2, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menerima penghargaan atas prestasinya menjadi juara dunia Abacus Brain Gym (ABG) International Mathematics Competition. (Sumber: Pemprov NTT)
Penulis : Gilang Romadhan | Editor : Edy A. Putra

KUPANG, KOMPAS.TV - Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay alias Nono (7) ternyata punya kisah pahit di ajang International Abacus World Competition 2021, sebuah kompetisi matematika internasional. 

Siswa Sekolah Dasar Inpres Buraen 2, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu berhasil menjadi juara pertama pada edisi 2022. 

Namun, pada 2021 silam, saat usia Nono baru 6 tahun, putra bungsu pasangan suami istri Rafli Tnunay dan Nuryati Seran itu hanya menjadi juara ketiga. 

Baca Juga: Siswa SD Juara Lomba Matematika Dunia, Cerita Orang Tua: Kalau Saya Tes Dia, Harus Pakai Kalkulator

Penyebabnya adalah gangguan listrik dan sinyal telepon seluler.

"Waktu itu listrik padam dan sinyal telepon hilang muncul," ungkap sang ibu, Nuryati, Kamis (19/1/2023), dikutip dari Kompas.com. 

Nuryati mengungkapkan, dirinya tidak mengetahui sang anak mengikuti kompetisi tersebut. Katanya, Nono didaftarkan oleh Astra Michael D. Ruslim pada Oktober 2021. 

Nono mulai sibuk mengerjakan soal pada malam perayaan tahun baru 2022. Tetapi, pada detik-detik akhir pengumpulan soal, Nono mengalami kendala berupa listrik padam dan sinyal telepon seluler terganggu. 

"Itu malam, Nono sibuk-sibuk kerja soal namun saat batas akhir pengumpulan listrik padam dan jaringan juga tidak bagus, maka Nono sangat tegang dan langsung histeris," ungkap Nuryati.

Baca Juga: Menurut Ahli Ternyata Ini Penyebab Seseorang Lemah Matematika, Kok Bisa?

"Kalau tidak ada gangguan, pasti Nono juara satu," kata dia.

Namun, kemalangan tersebut tidak terjadi pada tahun 2022. Nono kembali mengikuti kompetisi yang sama dan akhirnya sukses menjadi juara pertama. 

Nono berhasil mengalahkan total 7.000 peserta. Posisi kedua diraih peserta asal Qatar dan peringkat ketiga direngkuh peserta asal Amerika Serikat. 

Penyerahan penghargaan dan hadiah juara satu matematika internasional untuk Nono dilakukan di Kantor Gubernur NTT pada Selasa (10/1/2023) pekan lalu. 

Acara itu dihadiri Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Bupati Kupang Korinus Masneno, founder Abacus Brain Gym (ABG) Amerika Serikat Juli Agustar Djonli, dan founder ABG Indonesia Aguslina Angkasa.

Baca Juga: Belajar Matematika lewat Gamelan Jawa, Begini Caranya

Sebagai ibu, Nuryati mengaku sangat bangga dengan prestasi yang dicapai Nono. Ia mengatakan akan terus mendorong dan mengembangkan kemampuan sang anak.

"Sebagai orang tua, tentunya kami sangat bangga. Dan yang pasti, kami akan terus mendorong dan mengawalnya untuk terus belajar mengembangkan kemampuannya," kata dia.

Apresiasi juga disampaikan oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Viktor menyebut Nono adalah bukti daerah yang dianggap miskin, dapat melahirkan anak berprestasi. 

“Walaupun di luar sana kita masih dianggap provinsi miskin, tapi kita patut berbangga karena bisa melahirkan anak yang sangat berprestasi di kancah internasional, seorang juara dunia dalam diri Nono,” kata Viktor bangga.

Baca Juga: Guru Ini Mengajar Matematika di Situs Dewasa, Hasilnya Untung Besar

"Hari ini, Nono telah membuktikan, bukan hanya kepada kita yang hadir, tapi juga kepada seluruh dunia bahwa peradaban kemajuan suatu daerah hanya bisa diperoleh dan dibangun melalui ketekunannya dalam dunia pendidikan."


 




Sumber : Kompas TV/Kompas.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x