Kerusuhan yang melibatkan tenaga kerja asing dan lokal di perusahaan pengolahan nikel itu menyebabkan dua pekerja meninggal dan belasan orang mengalami luka-luka. Sementara itu, tujuh kendaraan dan seratus kamar di mes pekerja dibakar dan dirusak.
Pihak Polda Sulawesi Tengah pun meminta aktivitas dan operasional di lokasi pabrik dihentikan sementara.
Baca Juga: Buntut Bentrokan di PT GNI Morowali Utara Tewaskan 2 Pekerja, 500 Aparat TNI dan Polri Siaga
Menurut Didik, bentrokan antarpekerja PT GNI mulai terjadi Sabtu (14/1) siang. Saat itu, ratusan pekerja yang akan menggelar aksi mogok dihalangi oleh pihak keamanan internal perusahaan.
Keributan dimulai saat salah satu pekerja asing menganiaya seorang tenaga kerja lokal. Sebab, sebagian pekerja yang melakukan mogok memaksa pekerja lain untuk ikut dalam aksi mereka.
Penganiayaan itu berbuntut saling lempar batu antara pekerja asing dan lokal. Awalnya, keributan terjadi di lokasi truk jungkit, lalu berpindah ke lokasi smelter 1 dan 2.
Pada malam hari, saat pergantian pekerja, aksi mogok kembali terjadi sebagai buntut peristiwa siang hari.
Aksi mogok pada malam hari itu kembali memicu keributan. Para pekerja saling lempar batu dan merusak kendaraan roda dua yang terparkir.
Keributan itu memuncak pada pukul 21.00 Wita saat massa dari arah Desa Bunta menyerang Pos 4 dan merusak serta membakar sejumlah kendaraan.
”Saling serang antarpekerja tak terhindarkan. Keributan baru bisa dilerai dan aparat menguasai keadaan sekitar pukul 02.15 Wita,” kata Didik.
Sumber : Kompas TV/Kompas.id/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.