"Beliau adalah anak laki-laki tertua dari Pakubuwono XII. Tidak mungkin saya mau mengganggu dia, atau saya sebagai ketua Lembaga Dewan Adat mau menurunkan beliau, nggak mungkin, kalau begitu saya juga melanggar adat," tegasnya.
"Tapi yang paling utama yang saya jalankan adalah menjaga adat ini," lanjut dia.
Baca Juga: Gusti Moeng Ungkap Polisi Terlibat Geger Keraton Solo: Sering Jalankan yang Bukan Tupoksi
Gusti Moeng menyebut, pihaknya ingin konflik Keraton Surakarta segera selesai. Ia juga telah berupaya mengirim surat kepada pemerintah untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.
"Kami juga selalu menyampaikan kepada pihaknya Sinuwun (PB XIII) setiap ada pertemuan antara utusan Sinuwun dengan saya, sampaikan ke sinuwun, 'saya ingin menghadap', saya ingin menyelesaikan, dan ini bukan urusan saya sebagai adik dan Sinuwun sebagai kakak saya, bukan. Tapi ini adalah masalah lestarinya keraton ini dan itu tanggung jawab kami bersama," terangnya.
Akan tetapi, komunikasi tersebut, kata Gusti Moeng, tidak pernah terbuka karena pihak PB XIII masih tertutup.
"Saya masih menunggu, pada hari terjadi gegeran lagi (Jumat), Pak Kapolres menyampaikan kalau berusaha mempertemukan saya dengan Sinuwun pada hari Senin ini sampai Selasa atau Rabu, makannya saya menunggu, semoga ini bisa terlaksana," jelasnya.
Baca Juga: Ditanya Soal Geger Keraton Solo, Gibran Rakabuming Raka: Kami Siap Fasilitasi Mediasi
Sebagaimana telah diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, bentrok Keraton Surakarta terjadi pada Jumat (23/12/2022) menyebabkan setidaknya enam orang luka-luka dan dibawa ke rumah sakit.
Salah satu cucu PB XIII, BRM Suryo Mulyo, mengaku ditodong pistol oleh orang berpakaian sipil yang mengaku aparat kepolisian.
Cucu yang lain, BRM Yudhistira Rachmat Saputro, juga terluka dan mengaku mendapatkan pukulan di bagian punggung.
Lalu, putri kedua PB XIII, GRAy Devi Lelyana Dewi, mengaku dipukul bagian tangannya memakai bambu hingga lebam saat konflik Keraton Solo itu terjadi.
Ia mengatakan, sekitar 50 orang tiba-tiba memaksa untuk mengunci Kamandungan atau akses pintu masuk Keraton Solo.
"Penyebabnya saya tidak tahu. Tiba-tiba sekitar 50 orang mau masuk, mengunci pintu Kamandungan. Terus dicegah sama Yudha keponakan saya, dipukulin terus,” kata Devi, Jumat (23/12) malam.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.