"Kami sudah periksa beberapa saksi, termasuk pemilik warung yang menjual sayur lodeh tersebut,” kata Yosep saat dihubungi pada Senin (12/12/2022).
Selain pemilik warung, kata dia, tim penyidik Polres Belu juga sudah memeriksa pemilik pabrik tahu yang produknya digunakan untuk membuat sayur lodeh itu.
Baca Juga: Bubur Sayur Lodeh, Takjil Sarat Filosofi di Masjid Kauman Yogyakarta
Namun, lanjut Yosep, hasil penyelidikan sementara masih nihil. Sebab, sejumlah saksi yang diperiksa tidak tahu-menahu mengenai asal muasal jari tersebut.
Tak hanya itu, polisi juga sudah memeriksa beberapa karyawan yang bekerja di warung makan yang menjual sayur lodeh itu. Selain tak tahu, tidak ditemukan juga luka potong di jari masing-masing karyawan.
“Kita sudah tanya langsung ke dokter juga, dan sudah ada konfirmasi dari dokter bahwa itu benar potongan jari manusia,” ujar dia.
Ia mengatakan, tim penyidik dari Polres Belu akan terus berusaha untuk mengungkap jari siapa yang ditemukan di dalam makanan itu.
Baca Juga: Menu Sayur Lodeh Tujuh Rupa Jadi Sajian PDIP buat Gerindra, Simbol Apa?
Adapun Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy mengatakan, penyidik Polres Belu telah memeriksa pemilik warung A berinisial YKD dan pemasok tahu ke warung itu.
Ia mengungkapkan, sayur lodeh itu dibeli pada Kamis (8/12/2022) siang pekan lalu. Sayur lodeh itu dibeli oleh Dion Klau dan Isto Foa di warung makan tersebut, dan Petrus menyantap sayur lodeh itu untuk makan siang.
"Sayur lodeh tahu itu dibelinya di warung makan Al milik YKD, di Dusun Baulenu, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Kamis (8/12/2022) siang," kata Ariasandy kepada Kompas.com, Minggu (11/12/2022).
Sumber : Antara/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.