“Di dive shop kami, kami terpaksa mencuci peralatan peralatan menyelam dengan air tawar galon agar peralatan tak cepat rusak,” terangnya merujuk kandungan garam dalam air laut yang bersifat korosif terhadap peralatan berbahan logam.
Baca Juga: Heboh Catcalling Gili Trawangan, Warga Ungkap Pengalaman Serupa: Saya Diludahi, Ujungnya Baku Hantam
Seusai pertemuan dengan perwakilan Pemprov NTB yang pula berkunjung ke Gili Meno pada Selasa (6/12) sore, ia menyebut mereka menjanjikan pasokan air tawar dari PT BAL akan kembali dialirkan pada keesokan harinya. Namun, pada Rabu (7/12), janji itu tak jua berwujud.
“Mereka berjanji mengalirkan air BAL pagi ini. Tapi tak ada air. Hawa di pulau ini sungguh panas, dan tak cuma panas dari matahari,” ujarnya pada Rabu (7/12).
Sebagai informasi, sejak 1 Desember lalu, pasokan air tawar dari PT BAL diputus mendadak. Adapun pemutusan pasokan air tawar itu dilakukan berdasarkan surat permintaan penutupan dan penghentian kegiatan operasi dan distribusi air ke pelanggan dari PT Gerbang NTB Emas (GNE) selaku badan usaha milik daerah yang bermitra dengan PT BAL.
Dalam surat bertanggal 1 Desember 2022 itu, Direktur Utama PT GNE Samsul Hadi menyebut, penghentian kegiatan operasi PT BAL itu terkait dengan upaya hukum ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) atas keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi NTB tentang pencabutan izin pengambilan air tanah PT GNE tanggal 1 November 2022.
Sementara, perusahaan penyuplai air tawar yang baru beroperasi sejak awal tahun 2022, perusahaan daerah air minum (PDAM) Amerta Dayan Gunung yang bermitra dengan PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) menuai penolakan dari sejumlah warga lantaran menerapkan tarif pemasangan meter air yang dinilai memberatkan warga.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.