Kompas TV regional peristiwa

Penjelasan Medis Pria yang Hidup Lagi saat dalam Peti Mati, Pihak RSUD Bogor Turut Buka Suara

Kompas.tv - 15 November 2022, 13:18 WIB
penjelasan-medis-pria-yang-hidup-lagi-saat-dalam-peti-mati-pihak-rsud-bogor-turut-buka-suara
US (40) warga asal Rancabungur, Kecamatan Rancabungur, dinyatakan meninggal tapi hidup kembali. (Sumber: Akun Instagram @infojawabarat)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

Peristiwa hidup kembali setelah dinyatakan meninggal sudah tidak asing lagi di dunia medis, meskipun terbilang langka. Kemungkinan penyebabnya juga sulit untuk ditentukan. Tapi ada suatu penjelasan yang bisa menjadi referensi tentang fenomena ini, yakni Lazarus syndrome atau autoresusitasi.

Mengenai Lazarus syndrome ini, ada beberapa penjelasan inti yang telah dirangkum dari tiga sumber, yakni healthline.com, news-medical.net, dan medicalnewstoday.com.

Mengutip Healthline, sindrom ini menurut namanya terjadi ketika sirkulasi tubuh secara spontan dimulai kembali dan itu terlihat seperti orang telah kembali dari kematian.

Sementara dari Medical News Today, Lazarus syndrome didefinisikan sebagai kembalinya sirkulasi spontan (return of spontaneous circulation/ROSC) yang tertunda setelah CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) dihentikan.

Artinya, seseorang yang dinyatakan meninggal setelah detak jantungnya terhenti, kembali mengalami aktivitas jantung yang mendadak.

Namun yang terpenting, tenaga medis perlu memastikan hilangnya fungsi beberapa organ sebelum menyatakan kematian yang diantaranya:

  • Lemahnya suara jantung yang terdengar.
  • Tidak adanya nadi yang teraba.
  • Kurangnya respon terhadap nyeri.
  • Tidak terdeteksi adanya aktivitas pada batang otak. Ciri-cirinya, pupil mata melebar dan tidak bereaksi terhadap cahaya, mata tidak berkedip ketika kornea mata dirangsang, tidak ada refleks muntah ketika tenggorokan dirangsang.
  • Terhentinya pernapasan.
  • Tubuh tampak kaku, biasanya mulai terlihat sejak 3 jam setelah kematian.
  • Suhu tubuh menurun, setidaknya 8 jam setelah kematian.

Kemungkinan Kesalahan

Dalam medis dikenal dua jenis kematian, yaitu kematian klinis dan biologis. Kematian klinis diartikan sebagai tidak adanya denyut nadi, detak jantung, dan pernapasan. Sementara kematian biologis, diartikan sebagai tidak adanya aktivitas otak.

Baca Juga: Walah! Balita 3 Tahun Hidup Lagi di Upacara Pemakamannya, Meninggal Betulan Beberapa Jam Kemudian

Meski kelihatannya sederhana, hal ini juga bisa jadi rumit. Sebab, ada beberapa kondisi medis yang membuat seseorang ‘terlihat’ telah meninggal.

Seperti hipotermia yang terjadi ketika tubuh mengalami penurunan suhu secara tiba-tiba, akibat paparan dingin berkepanjangan. Kondisi ini menyebabkan detak jantung dan pernapasan melambat, bahkan hampir tidak terdeteksi.

Ada juga sindrom terkunci atau locked-in syndrome (LIS). Sindrom ini membuat seseorang sadar akan lingkungannya, tetapi mengalami kelumpuhan total pada otot-otot tubuh.

Jadi, sindrom ini membuat pengidapnya seolah terkunci atau terkubur hidup-hidup, karena bisa berpikir, merasakan, dan mendengar, tetapi sama sekali tidak bisa berkomunikasi atau menggerakkan tubuh.

Selain itu, tanda-tanda kematian dapat juga memiliki ciri khas tersendiri, tergantung penyebab kematiannya. Namun, untuk mengetahui pasti penyebab dan perkiraan waktu kematian, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis forensik.




Sumber : Kompas TV/Tribunnews.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x