Selama di Stadion Kanjuruhan, Suhartini mengatakan Rusdi bertahan hidup dengan menjual ponsel yang dimilikinya seharga Rp800 ribu. Dan saat ini, uangnya hanya tersisa Rp40 ribu.
"Ponselnya dijual, katanya laku Rp 800.000, sekarang uangnya tinggal Rp 40.000," ungkapnya.
Identitas Rusdi berhasil diketahui setelah pemeriksaan oleh psikolog RSUD Kanjuruhan melalui identitas yang ditemukan di tasnya yang sempat dititipkan ke Suhartini yakni sebuah Surat Tanda Tamat Belajar Raudlatul Athfal (RA) Probolinggo.
Baca Juga: Ratusan Korban Tragedi Kanjuruhan Alami Gejala Susulan, Diungkap Posko Gabungan Aremania
Sementara terkait kondisi, psikolog dari RSUD Kanjuruhan Hardiono membenarkan bahwa Rusdi mengalami gangguan mental usai kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Saat ini, pihaknya tengah berupaya melakukan pendekatan untuk menanyainya lebih dalam karena selama ini Rusdi menolak untuk membuka diri.
"Satu-satunya cara untuk mendekatinya adalah menggunakan pendekatan Aremania. Karena selain itu dia selalu menolak," kata Hardiono.
Lalu menurut Sub Koordinator Monev dan Pelayanan Medis RSUD Kanjuruhan Lukito Condro mengatakan, Rusdi sekarang sedang dicari Dinas Kesehatan Probolinggo.
"Dinas Kesehatan Probolinggo sudah berkoordinasi dengan kami sejak Selasa (11/10) kemarin," ungkapnya.
Lukito juga menjelaskan pihaknya tengah berkoordinasi dengan Rumah Sakit Jiwa Lawang untuk memeriksa kondisi kejiwaan Rusdi.
"Petugas Rumah Sakit Jiwa Lawang saat ini tengah berkoordinasi dengan keluarga untuk meminta persetujuan pemeriksaan kejiwaan. Setelah mendapat persetujuan nanti akan kami evakuasi ke Rumah Sakit Jiwa Lawang," tuturnya.
Baca Juga: Viral Video Sosok Penjual Dawet Minta Maaf ke Korban Kanjuruhan, Mengaku Bukan Suruhan Siapa-Siapa
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.