YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Sebanyak 15 pasangan laki-laki dan perempuan menjadi peserta gelaran pesta pernikahan unik Nikah Bareng Malioboro, Yogyakarta, Jumat (30/9/2022).
Meski sempat diguyur hujan lebat pada siang menjelang sore hari, tiga pasangan calon pengantin yang mewakili 15 pasang peserta itu tetap semangat dan antusias melaksanakan ijab kabul di depan Teras 2 Malioboro.
"Antusiasmenya subhanallah, tidak hanya para saksi, (tapi juga) para tokoh, masyarakat, manten (pengantin, -red), perias, semua benar-benar semangat banget," ungkap Ketua Nikah Bareng Nasional Ryan Budi Nuryanto saat ditemui KOMPAS.TV, Jumat (30/9).
Ryan mengatakan bahwa acara Nikah Bareng Malioboro ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, Hari Batik Nasional 2 Oktober, serta hari jadi Kota Yogyakarta yang ke-266.
"Nikah Bareng Malioboro ini kami buat dalam rangka momen peringatan Kesaktian Pancasila, Hari Batik Nasional, sekaligus dalam rangka mangayubagya (memeriahkan) HUT ke-266 Kota Yogyakarta," ujarnya.
Oleh karena itu, prosesi pernikahan pun dilakukan dengan cara yang tidak biasa.
Ijab calon pengantin dilakukan di atas lima buah tangga beralaskan karpet yang diduduki oleh pasangan calon pengantin, dua saksi, dan seorang penghulu.
"Tangga berfilosofi bahwa pasangan yang akan menikah harus menaiki dan melewati tangga kehidupan naik dan turun harus bersama menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup," kata Ryan.
Ketiga pasangan calon pengantin dan saksi pun bergantian naik dan turun tangga yang disediakan panitia dari Forum Ta'aruf Indonesia (Fortais) itu.
Sedangkan 12 pasangan calon pengantin lainnya mengikuti prosesi ijab kabul di sejumlah kantor urusan agama (KUA) di Kota Yogyakarta, di antaranya Danurejan, Pakualaman, Gedongtengen, dan Ngampilan.
Baca Juga: Nikah Gratis tema HUT RI di Yogyakarta, Setelah Ijab Qobul Pengantin Lomba Makan Kerupuk dengan Tamu
Latar belakang serta usia calon pengantin pun bervariasi, mulai dari 19 tahun hingga 83 tahun.
"Bermacam-macam status, ada yang single jomblo, ada juga yang duda, janda, ada juga duda dapat gadis, begitu juga sebaliknya," tutur Ryan.
Pasangan calon pengantin tertua berasal dari Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sang calon pengantin laki-laki bernama Sunardi. Tahun ini, ia berusia 83 tahun.
Sementara, pasangan Sunardi ialah Wagiyah yang berusia 60 tahun. Keduanya sama-sama belum pernah menikah sebelumnya.
"Bagi pasangan tertua, yaitu Sunardi dan Wagiyah, mereka tidak pernah membayangkan akan menikah dengan meriah di kala umur sudah senja dan resmi sah secara agama dan negara," ujar Ryan.
Setelah dinyatakan sah oleh saksi, pasangan tertua itu pun tampak menitikkan air mata bahagia.
Selain itu, ada juga pasangan penyandang disabilitas, yakni Hestiningsih dan Tri Waluyo yang rela berangkat mengendarai sepeda motor dari Boyolali menuju yogyakarta.
"Kota yang penuh kenangan bagi mereka, akhirnya menyatukan mereka di ikatan pernikahan," jelas Ryan.
"Kami menggelar acara di Malioboro untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa kawasan Malioboro kini telah tertata dan nyaman," imbuhnya.
Para pengantin itu pun mendapatkan sejumlah fasilitas secara cuma-cuma dari panitia Nikah Bareng Malioboro, di antaranya mahar, rias pengantin, konsumsi, dekorasi, dan dokumentasi acara pernikahan.
Baca Juga: Mulai 1 Februari, Pedagang Kaki Lima Diwajibkan Pindah ke Teras Malioboro
"Mahar yang diberikan juga unik, yaitu cincin kawin dua gram, seperangkat alat salat, dan juga gudeg kendil, di mana gudeg sebagai ikon kuliner khas Jogja yang mendunia," kata Ryan.
Para pasangan pengantin itu pun tak perlu mengeluarkan biaya, karena acara Nikah Bareng Malioboro ini tidak dipungut biaya alias gratis.
"Semuanya gratis. Fasilitasnya dari rias, dekorasi, ijab unik, mahar, dokumentasi, pelaminan, sampai konsumsi, semua gratis!" tegas Ryan.
Pasalnya, Fortais menggandeng sejumlah pihak demi terwujudnya penyelenggaraan acara pernikahan serentak di Malioboro itu.
"Kami bekerja sama dengan KUA Danurejan, Paguyuban Rias Kinasih Jogja, puluhan make up artist (MUA) Jogja, Latifa Jewelry, Asosiasi Jasa Dekorasi Indonesia, Paguyuban Pranatacara Yogyakarta," jelas Ryan.
Acara itu juga didukung oleh Pemkot Yogyakarta, KUA se-Jogja, Yayasan Giri Nurul Ilmi, serta berbagai pihak lainnya.
Dengan mengusung tema Holopis Kuntul Baris 15 Pengantin Nusantara Membumikan Pancasila, Ryan berharap agar kegiatan menikah bersama-sama ini dapat membantu masyarakat bangkit pascapandemi, sehingga mereka mampu menghadapi berbagai rintangan secara bergotong royong melalui pernikahan.
"Jadi harapannya, 15 pasangan pengantin ini bisa membumikan Pancasila, ditunjukkan dengan sifat gotong royong, membangun Indonesia menjadi jaya," jelasnya.
Sejak pendaftaran Nikah Bareng Malioboro dibuka pada awal bulan September 2022, rupanya ada ratusan calon pasangan yang mendaftarkan diri untuk menjadi peserta.
"Pendaftarnya besar sekali dari seluruh Indonesia, sampai ratusan," ungkap Ryan.
Panitia pun akhirnya menyeleksi ratusan peserta itu hingga terpilih puluhan calon pasangan yang dibagi menjadi dua tahap untuk mengikuti pernikahan unik di Yogyakarta.
Tahap pertama, yaitu Nikah Bareng Malioboro pada 30 September 2022. Sedangkan tahap kedua akan diselenggarakan pada bulan Oktober mendatang.
"Tahap kedua, akan menikah di Bulan Oktober di Kota Yogyakarta, ada 66 pasang," tutur Ryan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.