JAKARTA, KOMPAS.TV - Komite Penyelidikan Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah (Jateng) menduga Paulus Iwan Boedi Prasetjo (51) sengaja dibunuh untuk menutupi kasus dugaan korupsi agar tidak merembet ke oknum pejabat.
Ronny Maryanto, sekretaris KP2KKN Jateng, mengatakan, selama ini Iwan tidak memiliki masalah dengan orang lain. Hal itu, kata dia, juga disampaikan oleh keluarga Iwan.
Satu-satunya persoalan yang dihadapinya adalah kasus dugaan korupsi, yang rencananya Iwan akan dipanggil sebagai saksi dalam kasus itu.
“Ini kan juga kalau dirunut benang merahnya juga akan nyambung, apalagi ini kasus tidak kecil, Rp3 miliar, yang hanya digunakan sekitar Rp300-400 juta,” ucap Ronny dalam dialog Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Senin (12/9/2022).
Baca Juga: Warga Temukan Mayat Tengkorak Di Jurang 400 Meter
“Ini uang ini ke mana, sejak 2010 ini kan. Sejak 2010 sampai saat ini, uangnya ke mana saja. Kami menduga juga ada oknum-oknum yang juga di balik kasus ini.”
Sebelumnya Tribunnews pada Sabtu (10/9/2022) melaporkan, sesosok mayat tanpa kepala yang terbakar 100 persen, ditemukan di Jalan Marina Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (8/9/2022) lalu.
Mayat tersebut diduga adalah pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang bernama Iwan Budi Paulus.
Dugaan itu bukan tanpa sebab. Sejumlah barang yang diduga milik Iwan ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP), salah satunya sepeda motor.
Menurut Ronny, masyarakat menduga Iwan dibunuh untuk membungkamnya agar kasus ini tidak menyeret oknum-oknum yang lebih besar lainnya.
Baca Juga: Fakta-Fakta Penemuan Mayat Terbakar Tanpa Kepala di Semarang, Papan Nama hingga Bekas Siraman Bensin
Saat ditanya tentang oknum-oknum yang dimaksud, Ronny tidak menjelaskan secara detail.
Dia hanya mengatakan, ada dugaan orang penting di Pemerintah Kota Semarang yang menerima aliran dana kasus dugaan korupsi tersebut.
Terlebih, posisi Iwan di Bapenda Semarang merupakan staf, sehingga dipastikan mempunyai pimpinan di atasnya.
“Level-level pejabat di Kota Semarang kan banyak, beliau ini, Iwan ini juga staf di Bapenda. Dia tidak bisa mengambil kebijakan sendiri,” kata Ronny.
“Tentunya level-level pimpinan di atas dia itu juga ada,” tegasnya.
Ronny juga menyebut bahwa pihaknya melihat Iwan hanya sebagai aktor lapangan, dan ada oknum lain yang posisi jabatannya lebih tinggi yang menjadi dalang.
“Bisa jadi level kepala dinas atau lebih tinggi lagi. Karena memang dia ini kan, ya kita tahu sendiri, staf itu kan tidak akan bekerja seandainya tidak diperintah oleh atasannya.”
Baca Juga: DNA Mayat Terbakar Tanpa Kepala di Semarang Dikirim ke Jakarta, Alat Polda Jateng dalam Pemeliharaan
Dengan kematian Iwan, lanjut Ronny, penyidik harus bekerja lebih keras.
Terlebih menurutnya, publik bisa melihat adanya indikasi pembungkaman terhadap Iwan dalam upaya pembongkaran kasus korupsi hibah ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.