Menurut Ganjar, pembangunan tanggul laut sepanjang 700 meter tersebut, menggunakan bantuan Pemprov Jateng tahun anggaran 2022 senilai Rp12,75 miliar.
Tanggul laut itu melanjutkan pekerjaan dari Pemkot Pekalongan yang sudah jadi sepanjang 400 meter.
Selain tanggul laut juga ada bantuan pembangunan drainase di daerah langganan banjir rob sepanjang 800 meter, dengan nilai Rp20 miliar.
“Kami titip kepada kontraktor, kepada pengawas untuk diawasi yang baik, karena ini anggarannya cukup besar dan kita dibantu oleh pusat dengan Pemkot Pekalongan.”
“Tolong dong hasilnya yang baik. Beberapa yang hasil tidak baik agar segera direvisi. Mudah-mudahan ini ikhtiar kita agar masyarakat lebih nyaman hidupnya,” kata Ganjar usai meninjau lokasi proyek tanggul laut.
Ganjar juga sempat berdialog dengan warga di sekitar lokasi. Secara umum masyarakat sudah mulai merasakan dampak dari pembangunan tanggul laut. Misalnya pada sisi tanggul yang sudah jadi, hampir setahun ini sudah tidak ada banjir rob lagi.
“Yang ini baru dimulai, baru ditutup dengan sea belt, ini sudah mulai bisa sedikit. Nanti karena kalau penutup ini sudah jadi, di sini dibuat cor (beton), insyaallah sudah bagus.”
“Makanya kita senang lihat masyarakat hari ini, lumayan Pak, sudah tidak kebanjiran lagi dari rob,” ungkapnya.
Baca Juga: Sejumlah Ulama Sumatera Barat Deklarasi Ganjar Presiden 2024, Disebut Bersahaja dan Pengalaman
Meski demikian, Ganjar mengingatkan, pembangunan tanggul laut itu bukan satu-satunya cara untuk mengatasi banjir atau rob di wilayah Pekalongan. Masih diperlukan tindakan-tindakan lain agar penurunan muka tanah dapat dikurangi.
“Tidak bisa kita andalkan ini saja, mesti ada tindakan-tindakan lain. Berkaitan dengan rob ini pengambilan air tanah mesti dikurangi,” ucapnya.
Pemerintah, lanjut dia, mesti menyiapkan air bersihnya juga. Partisipasi masyarakat juga diperlukan, seperti menaman pohon, dan mengelola sampah agar lokasinya tidak kumuh.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.