Hilman menuturkan, pihaknya membuka donasi untuk membantu pemenuhan kebutuhan sekolah dan kehidupan mereka sehari-hari.
Selain itu, KPA juga menyediakan obat untuk dikonsumsi secara rutin oleh para anak-anak tersebut.
"Alhamdulilah ada warga yang bersedia membantu secara rutin, baik bantuan uang, juga kebutuhan sehari-hari, seperti paket sembako," terangnya.
Hilman mengatakan, upaya pencegahan penularan HIV/AIDS dari 12 murid SD itu telah disampaikan secara humanis dan personal kepada pihak keluarga.
"Tentu hal itu sudah kami perhatikan sebelumnya, dan hari ini bersama dengan Kemensos kami sudah melakukan assesment keperluan terhadap lima orang anak, besok dilanjut sisanya yang tujuh orang anak," jelasnya.
Hilman menerangkan, anak-anak itu bisa tetap bermain dengan temannya secara normal, sebab penularan hanya bisa terjadi akibat transfusi darah, hubungan seks, dan ibu menyusui.
Sementara itu, Pengelola Program KPA Kabupaten Cianjur, Silmi Kaffah menyampaikan, kasus HIV/AIDS di Cianjur hingga Juni tahun 2022 berjumlah 119 orang.
"Sepanjang 2021 ada 109 orang. Sekarang baru setengah jalan (2022) angkanya sudah mencapai 119 orang, dan diprediksi terus naik sampai akhir tahun," ungkapnya.
Adapun Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Frida Laila Yahya mengatakan, angka kematian ODHA di Cianjur pada 2021 mencapai 74 orang dan 19 orang pada tahun 2022.
Baca Juga: Dinkes Kota Bandung: Stigma Negatif Masyarakat Buat HIV/AIDS Sulit Terdeteksi
"Jadi selama 2021 hingga 2022 ini totalnya ada 93 ODHA yang meninggal," kata Frida, dikutip dari TribunJabar.id, Rabu (31/8).
Dari jumlah tersebut, menurut Frida, enam orang di antaranya berusia 1-14 tahun dan dua orang berumur 15-19 tahun.
Sumber : Kompas.com, Tribun Jabar
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.