GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV - Dari sebuah kotak persegi berwarna biru, seekor penyu sisik seukuran kompor dua tungku diangkat keluar menapak pasir pantai Gili Trawangan, Minggu (21/8/2022) sore.
Pada cangkang bagian atasnya, terpasang sebuah alat persegi dengan antena kecil. Sesaat, si penyu terdiam tak bergerak.
Dua orang manusia lalu berupaya mengangkatnya mendekat ke arah laut. Tak berapa lama, si penyu pun bergerak. Bukan ke arah pantai, tapi ke arah bocah-bocah cilik perempuan yang turut menonton momen di sore mendung itu, yang segera berlari menghindar sambil menjerit.
Sepertinya sadar salah arah, si penyu terdiam sebentar, sebelum kemudian beringsut mengarah ke laut yang sore itu bergelombang cukup besar. Sosoknya perlahan menghilang ditelan gelombang laut yang menghempas pasir pantai.
Sebelumnya, seekor penyu hijau berukuran lebih besar juga melalui hal serupa menyongsong laut. Pada cangkangnya pun terpasang alat serupa.
Dua ekor penyu itu termasuk dalam 10 ekor penyu yang dipasangi tagging atau penanda pelacak oleh tim peneliti Indonesia yang tergabung dalam Program Rehabilitasi dan Manajemen Terumbu Karang-Coral Triangle Initiative (Coremap-CTI) 2021-2022.
Pemasangan tagging itu bertujuan mengetahui dinamika populasi penyu di perairan Gili Matra, sebutan untuk tiga gili (pulau kecil) yakni Meno, Air, dan Trawangan di barat laut Pulau Lombok, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
"Pemasangan tagging 10 ekor penyu ini tujuannya untuk studi dinamika populasi penyu di perairan Gili Matra," ujar peneliti penyu Muhammad Soimin kepada Kompas.tv di Gili Trawangan, Minggu (21/8).
Meneliti wilayah migrasi penyu, sebut Soimin, juga menjadi salah satu tujuan spesifik pemasangan tagging penyu-penyu pada program Coremap-CTI kerja sama Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) itu.
"Beberapa tujuan spesifik dari pemasangan tagging ini, kita ingin mengetahui ke mana migrasi penyu-penyu yang ada di sini. Apakah wilayah Gili Matra ini hanya sebagai persinggahan? Atau penyu-penyu ini makan, kawin, dan bertelur di sini?" tutur Soimin.
Soimin menyebut, jangkauan wilayah jelajah penyu terbilang sangat luas.
"Tidak menutup kemungkinan, penyu-penyu yang di-tagging di sini nanti bermigrasi ke wilayah lain. Berdasarkan laporan BKKPN (Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional), (wilayah migrasi penyu Gili Matra) ada yang sampai utara sampai ke Maluku. Paling jauh di sekitar Kalimantan."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.