Pasalnya, macan kumbang yang sempat terekam kamera warga itu tidak mengganggu lahan warga dan tidak memangsa hewan ternak milik warga.
"Macan kumbang itu hanya lewat saja dan langsung masuk lagi hutan. Dia (macan kumbang) itu pergerakannya cepat dan termasuk takut kalau lihat manusia," ujar dia.
Ia juga menjelaskan, di kawasan Gunung Tilu masih terdapat habitat hewan liar, termasuk macan kumbang.
Sementara, Ketua Badan Pembina Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (BP FK3I) Jawa Barat, Dedi Kurniawan mendesak BBKSDA agar merespons kemunculan macan kumbang di beberapa tempat di Kabupaten Bandung, termasuk di Gunung Tilu.
Menurut pria yang juga menjabat Ketua Dewan Daerah Walhi Jabar, macan kumbang yang sempat muncul di Kareumbi Masigit serta di Gunung Tilu harus ditangani serius.
"Saya kira BBKSDA Jawa Barat perlu antisipasi dengan patroli ya," kata dia.
Kendati Gunung Tilu diklaim BBKSDA sebagai habitat asli macan kumbang, Dedi meminta pernyataan tersebut dibuktikan.
"Di Pangalengan nampak macan direkam kamera handphone. Namun berhasil dihalau dan masuk kembali ke habitatnya walau belum jelas habitat aslinya," kata dia.
Saat ini, sambung Dedi, masyarakat yang tinggal di pegunungan sudah sadar dan menghindari konflik dengan satwa liar.
Baca Juga: Anaknya Diculik Macan Kumbang, Ibu Ini Langsung Mengejar dan Bergumul untuk Menyelamatkan
"Hal ini, mesti diapresiasi BBKSDA, dengan cara meningkat kesadarannya dengan diedukasi, sosialisasi serta pentingnya patroli bersama masyarakat.”
“Kami mendesak Kepala Balai baru BBKSDA untuk segera melakukan mitigasi konflik macan dan manusia," ujarnya berharap.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.