Sebagai informasi, di pulau wisata kecil ini, tak diperbolehkan penggunaan kendaraan bermotor, kecuali bagi mobil dan motor pengangkut sampah.
“Kami langsung buru-buru pulang, ngebut pakai sepeda malam-malam. Dan waktu tiba di sini, (pemandangannya) seperti kiamat! Banyak orang berusaha memadamkan api,” tutur Celine menggambarkan insiden kebakaran dengan ekspresif.
“Kami sangat takut, syok, semua terbakar, sangat syok. Panik juga, gelap tak ada lampu, sementara kami harus mencari barang-barang kami di luar,” tutur Celine.
“Ya, kami sangat syok,” imbuh Benjamin mengiyakan.
Baca Juga: Kebakaran di Gili Trawangan Hanguskan Puluhan Kamar Hotel, Tamu Diungsikan, Penyebab Belum Diketahui
Namun, keduanya masih bisa bernapas lega. Pasalnya, paspor dan dokumen penting seperti kartu identitas juga dompet, tak ikut terbakar.
“Untungnya, paspor, kami bawa waktu itu di tas ini,” ujar Celine menunjuk tas kecil perak yang digantungkannya menyelempang di depan dadanya.
“Kami sudah dapatkan barang-barang kami, nanti kami periksa lengkap tidaknya untuk urusan refund,” imbuh Benjamin merujuk urusan kompensasi dari pihak hotel terkait insiden kebakaran yang terjadi.
Kendati syok, namun Celine dan Benjamin memuji penanganan para karyawan hotel terhadap tetamu.
“So far, mereka (karyawan hotel) berhasil melemparkan dan menyelamatkan barang-barang kami keluar kamar, membantu kami, juga mencarikan hotel lain untuk kami tidur semalam. Sangat bagus,” pungkas Celine.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.