Sementara tantangan untuk generasi sekarang, menurut Erick, tentu bukan lagi sibuk pada pergerakan, melainkan harus sibuk mengisi peluang-peluang yang ada dengan pendidikan, profesionalisme, dan pengusaha baru Indonesia.
Baca Juga: Klaim 100 Persen Kepengurusan Tingkat Provinsi, Partai Mahasiswa akan Daftar Peserta Pemilu 2024
"Jangan hanya sibuk pergerakan. Sudah waktunya hari ini kalian semua mengisi, karena lihat nanti di Indonesia itu jumlah penduduknya 318 juta, middle class-nya, kelas menengahnya 223 juta, ini besar sekali," ucap Erick Thohir.
Dalam kesempatan itu, Menteri BUMN memaparkan 5 tren disrupsi global yang harus dihadapi Indonesia untuk mewujudkan Indonesia 2045.
Kelima tren disrupsi global tersebut meliputi geo-ekonomi, demografi, lingkungan, teknologi, dan kesehatan.
Baca Juga: Wamenkumham Enggan Bertemu Mahasiswa Bahas RKUHP, Ketua BEM UI: Anda Jangan Omong Kosong Saja
Ia juga menjelaskan tentang potensi ekonomi digital Indonesia (EDI) yang sangat besar.
Karena saat ini kontribusi EDI terhadap produk domestik bruto (gross domestic product/GDP) pada level 4 persen dan diproyeksikan menjadi 18 persen pada tahun 2030.
Menurut dia, Indonesia memerlukan 17 juta tenaga kerja yang melek teknologi (tech-savvy).
Ia berharap Universitas Jenderal Soedirman berperan besar dalam memenuhi kebutuhan itu.
"Universitas Jenderal Soedirman diharapkan dapat mendorong pengembangan pendidikan dalam memenuhi kebutuhan tersebut," kata Erick Thohir.
Baca Juga: Mahasiswa Desak Pasal Penghinaan Presiden Dihapus di RKUHP, Ini Tanggapan DPR
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.