Lebih lanjut, Faqih mengatakan bahwa tamu undangan tak perlu menggunakan alat khusus, seperti Augmented Reality (AR).
Tautan metaverse juga dapat diakses melalui ponsel.
"Teknologi metaverse yang digunakan tidak memerlukan alat khusus cukup diakses portal dengan link yang dibagikan dan cukup diakses menggunakan smartphone," ucapnya dia.
Pernikahan menggunakan teknologi metaverse ini dilakukan sebagai salah satu upaya adaptasi kebiasan baru.
Faqih menjelaskan bahwa penggunaan konsep metaverse untuk menggelar pernikahan di Indonesia masih sangat jarang.
Bahkan, sepertinya Daniel dan Erlinda menjadi pasangan pionir yang menikah dengan konsep tersebut.
"Kalau pernikahan metaverse di Indonesia jarang bahkan mungkin belum pernah, kalau di luar negeri beberapa sudah pernah tetapi belum pernah ada yang semudah ini cukup diakses menggunakan smartphone, mungkin salah satu bisa dibilang pionir," kata dia.
Upaya ini pada akhirnya menjadi salah satu langkah untuk mendekatkan yang jauh dan saling merekatkan.
Baca Juga: Bisakah Tarawih Dilakukan di Metaverse? Ini Penjelasan Pakar UNAIR
Sebelumnya, pernikahan di metaverse pernah terjadi. Adalah pasangan dari India bernama Abhijeet Goel dan Dr. Sansrati Jain pada Februari 2022 lalu.
Pernikahan itu dihadiri 500 orang secara virtual, di mana mereka masuk menggunakan identitas virtual masing-masing.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.