YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Wacana penaikan harga tiket masuk Candi Borobudur hingga Rp750 ribu untuk wisatawan lokal dan USD100 untuk wisatawan mancanegara dinilai terlalu memberatkan.
Penilaian itu disampaikan oleh Ketua DPD Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Hery Setyawan, Minggu (5/6/2022).
“Jelas terlalu berat ya, akan tetapi kemarin kita sudah bahas bersama teman-teman, ini kan masih wacana,” jelasnya kepada Kompas TV melalui telepon seluler.
Meski baru wacana, namun menurutnya, wacana yang disampaikan oleh pejabat setingkat menteri seperti Luhut Binsar Pandjaitan, akan menghambat pihaknya dalam membuat perjanjian dengan partner.
“Tentu ini akan menghambat kita untuk membuat perjanjian dengan partner kita di luar negeri untuk mendatangkan tamu misalnya. Atau kita dalam menentukan harga paket. Bingung kita,” tutur Hery.
Ia berharap, jika ada pernyataan semacam itu, sebaiknya diperjelas secara detail, misalnya hanya berlaku untuk situasi tertentu atau seperti apa.
Baca Juga: Harga Tiket Masuk Lebih Mahal, Wisatawan Candi Borobudur Juga Diwajibkan Gunakan Jasa Tour Guide
“Jangan-jangan itu berlaku misalnya kalau mau naik ke atas. Misalnya kalau di bawah harganya masih tidak seperti itu,” harapnya.
Hery menambahkan, pihaknya masih membuka ruang untuk dialog dengan industri pariwisata agar mendapatkan informasi yang sesungguhnya.
“Karena kalau kita buru-buru, kita nggak berani jualan. Negara juga yang rugi kalau kita nggak jualan paket wisata.”
“Semua pada lari ke kompetitor kita di negara tetangga,” tuturnya.
Jika pun nantinya ada kenaikan harga tiket, sebaiknya kenaikannya tidak terlalu tinggi.
”Itu kan naiknya banyak sekali. Jadi, bukan naik. Bukan hanya banyak itu. Waduh. Bingung kita. Intinya memang keberatan,” kata Hery.
Ia juga berharap adanya penjelasan yang lebih detail agar para pelaku wisata bisa memahami dan menyampaikan pada pasar serta partner, baik dalam maupun luar negeri.
Menurutnya, selama ini pelaku wisata sudah mengalami kendala dengan adanya larangan bagi pengunjung Candi Borobudur untuk naik ke area stupa.
Jika wacana penaikan harga tiket masuk tersebut direalisasikan, kata Hery, hambatannya akan semakin besar.
“Yang jadi hambatan sekarang ini kan nggak boleh mendekat, nggak boleh naik, cuma di taman. Itu sudah kendala. Apalagi kalau harga tiketnya naik.”
“Jadi kesimpangsiuran ini harus kita luruskan, karena kita sekarang masih masa recovery (pemulihan, red), kita masih harus berkomunikasi dengan partner kita di luar negeri,” tegasnya.
Baca Juga: Luhut: Harga Tiket Borobudur Rp750.000 untuk Turis Lokal Saran dari UNESCO
Ia juga mengkhawatirkan kenaikan harga tiket tersebut akan menyebabkan generasi muda tidak bisa lagi melihat langsung Candi Borobudur sebagai warisan budaya.
“Lucu kan kalau generasi muda kita tidak pernah mengunjungi Borobudur karena harga tiketnya mahal. Generasi muda kita harus tahu warisan budayanya,” ungkap Hery.
Sebelumnya, kabar tentang rencana pembatasan jumlah pengunjung dan penaikan harga tiket masuk Candi Borobudur tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
“Kami juga sepakat dan berencana untuk membatasi kuota turis yang ingin naik ke Candi Borobudur sebanyak 1200 orang per hari, dengan biaya 100 dollar untuk wisman dan turis domestik sebesar 750 ribu rupiah. Khusus untuk pelajar, kami berikan biaya 5000 rupiah saja,” tulis Luhut dalam sebuah unggahan di akun Instagramnya, @luhut.pandjaitan, Sabtu (4/6/2022).
Langkah ini, lanjut Luhut, dilakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya Nusantara.
Nantinya, semua wisatawan yang datang juga harus menggunakan jasa pemandu wisata atau tour guide yang berasal dari warga lokal.
Baca Juga: Jumlah Pengunjung Candi Borobudur akan Dibatasi, Harga Tiket Juga akan Naik Jadi Rp750 Ribu
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.