MOJOKERTO, KOMPAS.TV - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah rampung melakukan investigasi terkait insiden kecelakaan bus maut di Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo), pada Senin (16/5/2022) lalu.
Diketahui, dalam insiden kecelakaan tersebut sebanyak 14 penumpang dilaporkan tewas.
Sedangkan belasan lainnya mengalami luka berat.
Baca Juga: Istri Belum Tahu Sang Suami Meninggal dalam Kecelakaan Bus Pariwisata di Tol Mojokerto
Ketua Sub Komite Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT Ahmad Wildan mengungkapkan, hasil temuan KNKT terkait insiden kecelakaan tersebut.
Dilansir dari Tribun Jabar, terdapat sejumlah fakta terkait insiden kecelakaan yang menimpa bus pariwisata tersebut.
Pertama, Ahmad Wildan menjelaskan, bahwa pihaknya menduga sopir yang mengalami kecelakaan di Tol Surabaya-Mojokerto dalam kondisi tertidur pulas saat mengemudikan busnya.
Hal tersebut, kata Wildan, karena sopir bus mengalami kelelahan setelah melakukan perjalanan.
Diketahui, rombongan wisata itu berangkat dari Surabaya pada Sabtu (14/5/2022) sekitar pukul 20.00 WIB.
Baca Juga: Kasus Kecelakaan Maut di Tol Mojokerto, Pengemudi Cadangan Bus Diperiksa Polisi
KNKT juga telah mengkonfrontir dugaan ini ke sopir bus di Mapolres Mojokerto Kota dan memadukan jejak di lokasi kejadian, di mana tidak ada bekas pengereman.
"Kami merangkai sebuah hipotesis. Hasilnya, pengemudi bus capek sehingga performa menurun," kata Wildan dalam keterangannya yang dikutip pada Rabu (18/5/2022).
"Dan melihat jejak di lokasi kejadian, memang tidak ditemukan bekas pengereman. Artinya, ini bukan soal kendaraan, tapi ini pada human (manusia)."
Wildan menambahkan, sopir bus tersebut tertidur sehingga bus tak terkendali hingga menabrak guardrail hingga batu pondasi VMS dan akibatnya membuat ban pecah.
Baca Juga: Korban Tewas Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Tol Sumo Bertambah Satu Orang
"Sebenarnya bukan micro sleep ini, bisa jadi deep sleep. Dia (sopir) jadi tertidur sehingga ketika kendaraan menabrak guardrail dan segala macam sampai menabrak batu pondasi VMS hingga ban pecah. Dia tidak terasa, jadi benar-benar pulas," ucap Wildan.
Fakta kedua, yaitu sopir yang mengemudikan bus tersebut ternyata bukanlah pengemudi asli, melainkan hanyalah sebagai kernet.
Wildan menuturkan, sang sopir bernama Ade Firmansyah yang mengemudikan bus saat kecelakaan itu diketahui bukanlah pengemudi asli.
Menurut Wildan, Ade merupakan kernet dari tahun 2018 yang bisa mengemudikan bus, tapi belum punya Surat Izin Mengemudi (SIM).
Baca Juga: Truk Tangki Pertamina Kecelakaan di Jalan Outer Ringroad Jakarta Barat
Fakta selanjutnya, Wildan menjelaskan, bahwa kecepatan bus yang dikemudikan Ade melaju dengan kecepatan normal.
Data tersebut, kata Wildan, diperoleh pihaknya dari pantauan kamera CCTV jalan tol perjalanan dari Saradan, Jombang, Mojokerto.
"Kecepatan kendaraan normal, tidak ada pelanggaran. Masih di bawah 100 kilometer per jam," ucap Wildan.
Sebelumnya diberitakan, bus pariwisata Ardiansyah dengan nomor polisi S 7322 UW mengalami kecelakaan di Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo).
Baca Juga: Korban Kecelakaan Bertambah, KNKT Sebut Tidak Temukan Jejak Pengereman di TKP Kecelakaan Bus
Tepatnya yakni KM 712+400 jalur A Sumo arah Surabaya.
Insiden itu terjadi pada Senin (16/5/2022) sekitar pukul 06.00 WIB.
Bus itu dibawa sopir bernama Ade Firmansyah.
Akibat kejadian itu, 14 penumpang dilaporkan meninggal dunia dan 19 lainnya luka berat.
Dalam kejadian itu, sopir mengalami luka berat dan dilarikan ke rumah sakit di wilayah Mojokerto.
Polisi menyebut kecelakaaan tersebut adalah kecelakaan tunggal, karena bus menabrak tiang Variable Message Sign (VMS) lalu terguling.
Saat kecelakaan, situasi lalu lintas lancar, dan kondisi cuaca cerah.
Baca Juga: Korban Tewas Kecelakaan Bus Pariwisata di Tol Mojokerto Bertambah Jadi 15 Orang
Sumber : Tribun Jabar
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.