BANDUNG, KOMPAS.TV - Kasus pembunuhan Wiwin Sunengsih (31), ibu muda warga Kampung Gunung Batang, Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menemukan titik terang.
Pria bernama Mulyadi, pelaku pembunuhan WS, ditemukan tewas gantung diri di pohon petai yang berjarak 20 meter dari rumahnya di Kampung Gantungan, RT 01 RW 13, di desa yang sama dengan korban, Kamis (12/5/2022).
Mulyadi menjadi buron selama empat hari setelelah melakukan aksi kejinya terhadap WS, di depan rumah korban pada Minggu (8/5) sekitar pukul 10.00 WIB.
Baca Juga: Polisi Akui Keluarga Korban Pembunuhan di Bandung Melapor, tetapi Diminta Musyarawah dengan RW
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo membenarkan jika pelaku pembunuhan ibu muda WS tewas gantung diri.
Petugas gabungan Polres Cimahi langsung datang ke lokasi. Jasad pelaku M pertama kali ditemukan sang ibu. Jasad M kemudian dibawa ke RS Sartika Asih untuk dilakukan autopsi.
"(M) ditemukan dalam keadaan gantung diri di kebun," ujar Ibrahim melalui pesan singkat, Kamis (12/5), dikutip dari Kompas.com.
Wiwin Sunengsih (31) ditemukan tewas di depan rumahnya sekitar pukul 10.00 WIB pada Minggu (8/5) lalu.
Baca Juga: Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Cold Cases, dan Temuan DNA
Saat ditemukan, Wiwin masih bernapas kendati bersimbah darah dengan luka di perut dan leher. Ia pun dilarikan ke rumah sakit. Namun, ia menghembuskan napas terakhir di tengah perjalanan.
Pelaku pembunuhan tak lain adalah tetangga desanya sendiri. Mulyadi tega membunuh WS lantaran sakit hati karena permohonan untuk menikah ditolak oleh korban.
Setelah melakukan aksi kejinya, M melarikan diri ke hutan di sekitar Padalarang. Polisi dibantu warga berusaha mencari M.
Baca Juga: Janggal Pembunuhan Ibu-Anak Subang - Aiman
Sebelum berhasil ditangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya, M ditemukan tewas gantung diri sekitar 20 meter dari rumahnya.
Sebelum dibunuh oleh Mulyadi, ternyata WS sempat diteror oleh pelaku. Bahkan lima hari sebelum pembunuhan terjadi, keluarga WS didampingi ketua RT dan RW setempat berniat melaporkan pelaku ke polisi.
Laporan dilakukan karena M tak henti-hentinya melakukan teror dengan melontarkan ancaman bakal melakukan pembunuhan berantai satu keluarga.
Baca Juga: Pelaku Penembakan Pedagang Kopi di Tol Padalarang Dibekuk
Laporan dilakukan melalui telepon oleh Ketua RT ke bhabinkamtibmas setempat, Aipda Deden Supriadi.
Oleh Dede, keluarga disarankan untuk membuat laporan pengancaman ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Mapolsek Padalarang.
Keluarga pun melapor ke Mapolsek pada Selasa (3/5) malam. Namun pihak SPK dan petugas menyarankan agar masalah tersebut diselesaikan secara mediasi.
Pasalnya, antara M dan Wiwin sempat terjalin hubungan asmara, hingga ada rencana menikah.
Baca Juga: Ibu Muda Mengaku Motornya Dibegal, Ternyata Pura-Pura agar Motor Tak Diambil Leasing, Kini Dipenjara
Namun, WS menyudahi hubungan tersebut dan menolak menikah karena M diduga ringan tangan. M juga disebut kerap melontarkan perkataan yang tidak mengenakkan keluarga dan juga korban.
Mediasi rencananya akan dilakukan oleh ketua RT dan RW setempat. Namun, Polsek juga sempat menghubungi bhabinkamtibmas untuk mencari M.
Rencananya, polisi hendak mempertemukan keluarga korban dan M untuk mediasi terkait teror. Namun, M tak ada di rumah hingga akhirnya ia menyatroni rumah korban dan membunuhnya pada Minggu (8/5).
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.