"(Ada) masalah waktu, kalau kami membuat (material) yang pabrikan seperti beton yang panjang," ungkap Ari.
"Saya tidak berbicara harga, saya berbicara waktu. Waktu pabrikasi saja memerlukan waktu, kira-kira begitu," imbuh Ari, menegaskan bahwa penggunaan material bambu bukan karena menghemat biaya.
Lebih lanjut, Ari juga mengatakan, bisa saja lapisan bawah sirkuit menggunakan material kayu keras yang tahan air dan tersedia dalam jumlah besar.
Namun, lagi-lagi opsi tersebut tidak dapat diambil oleh Ari karena akan terkendala waktu dalam proses pengirimannya.
Meski begitu, Ari mengaku, mencari stok bambu pun tidak semudah yang dibayangkan mengingat kebutuhan untuk pembangunan sirkuit Formula E itu sangat banyak.
"Saya nyarinya (bambu) sampai ke Lampung, Palembang. Benar, enggak cuma di sini (Jakarta). Bukan karena di sini enggak ada, (tapi) kurang," pungkasnya.
Baca Juga: Ketua Pelaksana Ahmad Sahroni: Sirkuit Formula E Dikerjakan 24 Jam Setiap Hari
Perlu diketahui, pengerjaan proyek sirkuit Formula E Jakarta telah berjalan sejak 3 Februari 2022 dan ditargetkan selesai dalam 54 hari atau tepatnya pada 28 Maret 2022.
Sirkuit tersebut dibangun dengan panjang 2.400 meter, jumlah tikungan sebanyak 18, dan panjang trek lurus mencapai 527 meter.
Pembangunan sirkuit Formula E Jakarta menggunakan sumber dana dari PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dengan kisaran Rp50 miliar.
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Widi Amanasto mengatakan, pihaknya optimistis sirkuit akan rampung pada akhir Maret atau awal April mendatang.
"Kami optimis akhir Maret, atau awal April, kami dapat menyelesaikan seluruh trek ini. Insyaallah dengan kualitas yang tepat," kata Widi.
Jakarta sendiri diketahui bakal menjadi tuan rumah penyelenggaraan Formula E 2022, tepatnya pada 4 Juni 2022.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.