Perlu diketahui, melansir Kompas.com, batu andesit terbentuk berasal dari magma dengan temperatur 900 sampai 1.100 derajat celcius.
Batuan andesit ini tersusun dari mineral utama, seperti feldspar, piroksin, yang kadang kala disusun pula oleh kuarsa serta horblenda.
Mineral-mineral yang ada dalam batuan andesit bersifat mikroskopis sehingga tak bisa dilihat tanpa bantuan mikroskop.
Sementara itu, karakteristik batu andesit biasanya keras dan kompak dengan kuat tekan lebih dari 500 kg per cm kuadrat, sedangkan berat jenis batu mencapai 2,3 sampai 2,8 gram per cm kubik.
Umumnya, batuan andesit dimanfaatkan sebagai salah satu material bangunan. Benda tersebut dipilih lantaran kerapatan materi yang dimiliki oleh batu andesit dinilai sangat bagus digunakan untuk kontruksi bangunan.
Selain itu, batuan ini juga dipakai untuk landasan jalan, landasan jalur pesawat, pemecah gelombang, hingga tonggak jalan.
Bahkan, batu andesit juga kerap ditemukan pada artefak, seperti menhir, punden berundak, batu lumpang, batu candi, serta lingga dan yoni.
Tidak hanya di Desa Wadas, batu andesit juga ada di sepanjang pegunungan mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur.
Baca Juga:
Di Jawa Tengah, batu andesit terbentang mulai dari Desa Wadas, Plakjurang, Kremben, Pulungroto hingga Gunung Pencu, sebelah timur Kabupaten Blora.
Diketahui, batu andesit yang ada dalam bentang tersebut termasuk bagian dari Formasi Andesit Tua (OAF).
Selain itu, OAF di Wadas masih satu rangkaian dengan bekas gunung api purba berusia jutaan tahun yang lalu di Kulon Progo hingga membentuk rangkaian Gunung Ijo, Gunung Kukusan, dan Gunung Kemlahan.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.