SOLO, KOMPAS.TV – Nama batu andesit mendadak terkenal akhir-akhir ini. Hal itu karena batuan beku intrusi yang terbentuk di dalam bumi dan berkaitan erat dengan aktivitas vulkanik itu, jadi bahan sengketa warga Desa Wadas Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Batuan andesit memiliki kandungan silika dalam jumlah sedang. Batuan ini berwarna abu-abu kehitaman karena bersifat intermediate, serta memiliki butir halus yang disebut porfiritik.
Penyebutan andesit sendiri diketahui diambil dari nama Pegunungan Andes di sepanjang pantai barat Amerika Selatan.
Nah, batu andesit makin sering disebut karena berkaitan dengan rencana penambangan yang akan dilakukan di Desa Wadas, yang kemudian menimbulkan reaksi penolakan dan kericuhan.
Rencana itu sebagaimana tercantum dalam Izin Penentuan Lokasi (IPL) penambangan quarry batuan andesit untuk pembangunan Bendungan Bener yang meliputi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Bener dan Kecamatan Gebang di Purworejo serta Kecamatan Sepil di Kabupaten Wonosobo.
Namun, sejak IPL diterbitkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada tahun 2018, kehadiran aturan tersebut justru menuai penolakan dari warga Desa Wadas.
Bukan tanpa alasan, penolakan penambangan quarry batuan andesit di wilayah tersebut dilakukan salah satunya karena dinilai akan merusak kehidupan, baik itu manusianya serta alam.
Kendati demikian, ada sejumlah warga Desa Wadas yang setuju terhadap penambangan itu. Bahkan, dalam proses pengukuran lahan pada Selasa (8/2/2022) yang dilakukan Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang dikawal ratusan aparat kepolisian justru berujung represif, intimidatif, dan disertai penangkapan warga.
Baca Juga: PBNU Minta Jangan Ada Pihak Politisasi Polemik Desa Wadas
Asal muasal dan fungsi batu andesit
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.