Ihsan menuturkan, bus yang bertujuan melakukan kegiatan wisata tersebut sempat tak kuat menanjak dan menurunkan penumpang.
"Setelah dari Breksi menuju hutan pinus dan melewati TKP tersebut, kendaraan yang akan menaiki Bukit Bego yang merupakan tanjakan, sempat tidak kuat, itu keterangan dari saksi," kata Ihsan dalam keterangan persnya, Minggu malam.
Setelah penumpangnya turun, lanjut Ihsan, kendaraan bisa naik perlahan-perlahan ke tanjakan tersebut. Kemudian penumpang naik kembali.
Namun pada saat bus melewati turunan di sekitar Bukit Bego, kendaraan melaju turun dan tiba-tiba oleng.
"Dari keterangan saksi yang ada di dalam kendaraan tersebut. Melihat sopir panik sambil mempermainkan persneling giginya sehingga ada indikasi bahwa fungsi pengereman tidak berfungsi, atau rem blong," ujarnya.
Ihsan kemudian menuturkan hal tersebut yang menyebabkan kendaraan oleng, dan kemudian menabrak tebing.
Baca Juga: Update Kecelakaan Bus Pariwisata Bantul: Sopir Meninggal Dunia, 3 Balita Selamat
Sementara Kepala Unit Penegakan Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Bantul Iptu Maryanta sebelumnya mengungkapkan, sopir bus diduga tak menguasai medan jalan.
"Dugaan tidak menguasai medan, untuk rem kami pastikan fungsi atau tidak nantinya, apakah rem kurang maksimal, kami juga perlu melakukan penyelidikan," kata Maryanta.
Terkait peristiwa itu, dia mengatakan bus sudah oleng saat bergerak dari arah timur atau objek wisata Taman Mangunan.
Karena hendak menghindari kendaraan di bawah, sang sopir kemudian membanting stir ke kanan dan menghantam tebing.
Kecelakaan maut ini mengakibatkan 13 orang meninggal dunia.
Sementara kondisi bodi samping bus ringsek, bagian depan bus rusak parah, kaca mobil pecah dan berserakan, serta roda sisi kanannya terlepas.
Baca Juga: Soal Kecelakaan Bus Pariwisata di Bantul yang Tewaskan 13 Orang, Kapolres: Ada Indikasi Rem Blong
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.