Ia mencampur 2 liter ethanol dengan air mineral satu galon dan pewarna makanan. Satu paket 'ginseng' terdiri dari sebotol besar ethanol yang dicampur dengan minuman sumplemen dan minuman bersoda.
Walaupun berjuluk 'ginseng', pemilik warung mengaku miras yang ia racik tak ada campuran dari ginseng sama sekali.
Sebagian besar korban miras oplosan racikan Wiwik adalah buruh bangunan. Mereka pesta miras opolosan setelah menerima upah proyek.
Di warung angkringan tersebut, mereka berlomba siapa yang kuat bertahan dengan minum miras terbanyak.
Ada dua kelompok yang melakukan pesta miras di warung remang-remang itu dalam waktu yang berdekatan.
Di meja pertama, ada 10 orang yang mabuk sejak Jumat (28/1) pukul 22.30 WIB hingga Sabtu (29/1) pukul 16.00 WIB.
Baca Juga: Tujuh Orang Meninggal Usai Tenggak Miras Oplosan
Di meja pertama ini, sebanyak delapan orang yang tewas. Sementara di meja yang lain, sejumlah orang mabuk sejak Sabtu (29/1) pukul 13.00 WIB hingga Minggu (30/1) pukul 03.00 WIB. Dari meja ini ada seorang pemuda yang tewas.
Korban yang selamat menyebut mereka minum ginseng dicampur dengan minuman ringan berkarbonasi (soda). Dia menjualnya seharga Rp30 ribu per paket.
Saat pesta miras, para pemuda tersebut menghabiskan lebih dari 10 paket 'ginseng'.
"Para korban habis lebih dari sepuluh paket. Jadi ginseng itu hanya nama atau sebutan untuk miras oplosan tersebut, sejatinya etanol ditambah air saja," kata Rozi.
Menurut keterangan saksi, para korban sudah terbiasa konsumsi miras.
"Jadi mereka ada beberapa kubu. Di warung itu ada dua lapak tikar dan di luar ada tiga meja bundar. Saat itu total yang ada di lokasi kejadian, gabungan pemuda sekitar 20 orang, delapan meninggal, lima dirawat di rumah sakit, dan sisanya belum teridentifikasi," terang Rozi.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.