Yaksa mengikuti tukang sol sepatu itu seharian. Mulai dari tukang sol sepatu itu berangkat, beristirahat, sampai pulang ke rumah. Tidak ada panggilan sama sekali hari itu.
“Akhirnya saya beri judul lukisan itu, Tidak Ada Sepatu Rusak Hari Ini,” ucap Yaksa.
Selain berkisah, lewat pameran tunggal Yaksapedia, Yaksa ingin menyajikan hal yang tidak lazim dilakukan seorang pelukis.
Ruang pameran diset seperti studio pelukis. Studio selama ini dikenal sebagai dapur pelukis.
Tidak semua pelukis berkenan memaparkan isi dapurnya. Namun, Yaksa dengan pemikirannya yang eksentrik justru membuka dapurnya lebar-lebar.
Pengunjung pameran bisa menikmati Yaksa yang sedang melukis. Bukan hanya itu, ia juga berani mengungkap fenomena artisan yang kerap digunakan sejumlah perupa dalam memproduksi karya.
Ada satu hari di sela-sela pamerannya, Yaksa menampilkan seorang artisan yang membantunya berkarya. Hari itu diberi judul Yaksa Sedang Belajar Menggunakan Artisan.
Menurut Direktur RuangDalam Art House Titik Suprihatin, konsep pameran yang diusung Yaksa Agus ini baru pertama kali ada di Indonesia.
“Biasanya pameran tunggal sudah langsung memajang karya, tetapi pameran Yaksapedia sekaligus performing art dalam melukis,” tuturnya.
Baca Juga: Lemak Jenuh Jadi Cara Pelukis Gusmen Heriadi Berbagi di Yogyakarta
RuangDalam Art House sebagai ruang publik memfasilitasi para seniman untuk berkarya dan bekolaborasi. Pameran tunggal Yaksapedia ini berlangsung mulai 22 Januari sampai 5 Februari 2022.
“Namun, setelah itu karya-karya Yaksa secara keseluruhan masih dipajang di sini selama beberapa hari supaya pengunjung yang melihat Yaksa berproses dari awal bisa menikmati keseluruhan karya yang sudah jadi,” kata Titik.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.