PAPUA, KOMPAS.TV - Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengevaluasi penempatan pos dalam rangka tugas pengamanan objek vital nasional di Papua, salah satunya kawasan PT Freeport Indonesia.
"Saya ingin tahu dan mulai menginventarisir apa yang bisa saya bicarakan dengan PT Freeport misalnya," kata Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa yang dikutip dari tayangan kanal YouTube pada Selasa (1/2/2022).
Baca Juga: Identitas Penyerang Pos TNI di Papua Sudah Diketahui, Panglima TNI: Pelaku Harus Membayar
Dalam arahannya, Panglima TNI Jenderal Andika mengingatkan kepada prajurit TNI dalam melaksanakan tugas di lapangan, terutama di kawasan objek vital nasional, harus lebih bagus dari hari-hari sebelumnya.
Tidak hanya itu, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu juga membahas mengenai beberapa insiden yang kerap terjadi wilayah PT Freeport Indonesia.
Kepada prajurit yang bertugas menjaga objek vital nasional itu, Panglima TNI menanyakan langsung di mana saja lokasi yang sering atau kerap terjadi penembakan.
Berdasarkan informasi dari bawahannya tersebut, kontak senjata kerap terjadi dan berulang di Pos 60 hingga Pos 64.
Baca Juga: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Langsung Terbang ke Papua usai 3 Prajurit Tewas Ditembak KKB
Mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu pun menegaskan agar setiap prajurit patuh pada tugas pokok berdasarkan peraturan perundang-undangan.
"Saya ingin semua jaga diri, jaga anak buah dan jangan main-main," ujar lulusan Akademi Militer 1987 tersebut.
Sementara itu, Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa akan melakukan pendekatan persuasif atau soft approach dalam menangani persoalan Papua.
Dia menegaskan tidak akan pernah lepas atau keluar dari koridor apa yang menjadi kebijakan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa.
Baca Juga: Kata Panglima TNI Andika Perkasa Terkait Insiden Penyerangan KKB ke Pos TNI di Distrik Gome
"Saat operasi sekarang sudah digariskan oleh Panglima TNI, dan itu akan saya ikuti," kata Mayjen Teguh.
Menurut dia, penguatan pembinaan teritorial (binter) akan menjadi prioritas dan pendekatan soft approach atau menitikberatkan pada pengendalian humanis persuasif tetap dikedepankan dalam menangani persoalan Papua.
Namun, menurut Teguh, bila dihadapkan pada situasi yang terpaksa memerlukan tindakan, maka pihaknya akan mengambil tindakan dengan menyesuaikan kondisi di lapangan di Papua nanti.
"Pendekatan secara soft. Jadi kami tidak main (ofensif) lagi. Namun apabila memang pada hal tertentu kami terpaksa harus berbuat, ya kami sesuaikan dengan kondisi di wilayah," ucap Teguh.
Baca Juga: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Melayat 3 Anggotanya yang Gugur Saat Pos TNI DIserang KKB
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengingatkan setiap prajurit agar selalu mengutamakan sikap humanis dan persuasif, terutama yang sedang bertugas di daerah perbatasan.
"Kalau misalnya ada pelintas batas yang tidak memiliki dokumen dan sebagainya, dan mereka tidak bersenjata, kita tidak boleh menembak," kata Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa.
Hal itu disampaikan Panglima TNI kepada para komandan satuan dan komandan rayon militer yang ada di wilayah Yonif 755/Merauke, Papua.
Apalagi, kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) tersebut, orang yang melintas itu belum tentu sengaja atau tidak tahu. Ditambah lagi, kondisi di perbatasan tidak ada pagar.
Baca Juga: KSAD Dudung Yakin Mabes TNI Kejar Kelompok yang Menyerang Prajurit TNI di Papua
"Beritahu semua anggota, jangan begitu mudah menggunakan senjata," ujar dia.
Menurutnya, pendekatan persuasif dan humanis harus selalu dikedepankan oleh setiap prajurit yang bertugas. Tetapi, personel TNI tetap harus selalu waspada dan hati-hati dalam menjalankan tugas, terutama di daerah perbatasan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.