JAKARTA, KOMPAS.TV – Benda-benda peninggalan Kerajaan Bone di Museum La Pawawoi yang sebelumnya diduga hilang dicuri kini sebagian sudah ditemukan.
Polisi saat ini masih mendata dan menyelidiki benda-benda tersebut.
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Yudi Wahyudin mengkonfirmasi hal tersebut.
Ia menyampaikan benda-benda bersejarah itu kini ada di kantor polisi.
”Kemungkinan besar belum semua benda ditemukan karena menurut informasi ada sebagian benda yang ditemukan. Benda-benda itu sedang dihitung jumlahnya dan diidentifikasi,” ucap Yudi, Rabu (19/1/2022), dilansir dari Kompas.id.
Menurut catatan registrasi Museum Lapawawoi Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, ada 683 koleksi di museum itu.
Belum jelas berapa jumlah benda yang hilang dari museum dan kini ditemukan.
Adapun koleksi museum yang hilang, di antaranya, bendera dan stempel kerajaan, koleksi koin dan lemari penyimpanannya, duplikat rambut Raja Bone Arung Palakka, serta naskah kuno dengan aksara Lontaraq.
Yudi menyebutkan, pihak yang mengambil koleksi tersebut adalah mantan juru pelihara museum yang telah bekerja di museum selama tujuh tahun.
Kontrak kerjanya habis pada awal Januari 2022.
Hal itu berdasarkan penelusuran polisi dan pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulawesi Selatan.
Mantan juru pelihara museum tersebut selama ini tinggal di area belakang museum.
Saat kontrak kerjanya habis, ia pun diminta untuk pindah.
Menurut kabar yang beredar, ia merupakan keturunan Raja Bone.
Namun, Yudi menyampaikan bahwa keberadaan mantan juru pelihara museum itu masih dicari.
Baca Juga: Astaga, Hampir Semua Koleksi Benda Pusaka Peninggalan Kerajaan Bone di Museum La Pawawoi Dicuri
Kronologi kejadian
Hilangnya benda-benda bersejarah di Museum Lapawawoi baru diketahui Senin (17/1/2022) pagi.
Menurut informasi yang didapat, benda peninggalan Kerajaan Bone itu diambil pada Minggu (16/1/2022) malam dengan tiga truk dan dua mobil pikap.
”Warga turut membantu memindahkan koleksi museum ke mobil karena mereka kira kegiatan ini sudah mendapat izin,” terang Yudi.
Dugaan motif
Kejadian ini diperkirakan berkaitan dengan sengketa antara Pemerintah Kabupaten Bone dan keluarga keturunan raja.
Namun, Yudi menyatakan bahwa museum beserta lahannya telah diserahkan kepada pemerintah.
Sementara hak milik atas koleksi-koleksi museum tersebut masih dipelajari.
”Pertanyaannya adalah apa koleksi-koleksi itu juga punya berita acara yang jelas? Itu yang sampai sekarang masih diselidiki karena sejarahnya panjang. Biasanya ada dinamika seperti ini karena keturunan (pihak terkait) tidak menerima dokumen-dokumen serah terima,” jelasnya.
Diketahui, museum Lapawawoi dulunya adalah istana Raja Bone XXXII A Mappanyukki.
Bangunan ini menjadi gedung museum rumah bersejarah pada 1931-1946.
Kemudian, bangunan ini menerima sertifikat dari Pemkab Bone.
Pada 1971, bangunan ini menjadi museum rintisan di bawah pemerintahan Bupati Bone Suaib.
Pada 1982, museum itu diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 1978-1983 Daud Jusuf.
Sumber : Kompas TV/Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.