Beberapa faktor itu di antaranya era pembuatan, keutuhan bilah, jenis pamor, kesukaan, dan sejumlah hal lain.
Selain keris berjenis Bethok Naga buatan era Kerajaan Singasari, ada puluhan bilah keris lain yang turut dipamerkan di kegiatan pameran dan belantik atau jual beli tosan aji tersebut. Tepatnya ada 32 bilah. Seluruhnya milik anggota Patosaka.
Pameran dan jual beli keris yang diinisiasi oleh Patosaka ini berlangsung mulai Sabtu (15/1/2022) hingga Minggu (16/1/2022).
“Patosaka itu kepanjangannya Paguyuban Tosan Aji Klaten, sebagai wadah kami, rekan-rekan pecinta keris di Klaten ini untuk berkumpul, membuat paguyuban,” tutur Yogi.
Mengenai jumlah keris atau tosan aji yang diperdagangkan pada ajang ini, Yogi mengaku tidak mengetahui secara pasti.
Namun, yang jelas, menurut Yogi, pihaknya menyiapkan 20 meja yang akan digunakan sebagai tempat tosan aji.
Peserta jual beli yang ia sebut belantik berasal dari sejumlah kota besar di Indonesia, mulai dari Jakarta hingga Surabaya.
“Ada dari Jakarta, Semarang, Pati, Malang, Blitar, Surabaya, Gresik, dan lain-lain. Ini didukung oleh teman-teman dari Solo dan Yogyakarta.”
“Yang diblantikkan jumlahnya kita belum tahu pasti karena masing-masing dengan jumlah yang cukup banyak. Perkiraannya sampai ratusan bilah tosan aji,” tuturnya.
Bukan hanya menjadi ajang pameran dan jual beli. Kegiatan ini sekaligus merupakan upaya untuk melestarikan budaya khas Indonesia, khususnya mengenai senjata tradisional.
Dengan pameran semacam ini, diharapkan generasi muda dan masyarakat akan lebih tertarik mempelajari filosofi yang terkandung dalam keris maupun adat atau budaya nusantara.
Klaten memiliki dua daerah atau lokasi yang menjadi tempat pembuatan pusaka pada zaman Kerajaan Mataram.
Di daerah Koripan (Desa Kranggan, Kecamatan Delanggu) dan Kajoran ( Desa Kajoran, Klaten Selatan).
Baca Juga: Koleksi Ratusan Keris Bernilai Seni Tinggi
“Keris asli Klaten itu berasal dari dua daerah di sini, yang dulu merupakan wilayah zaman Kerajaan Mataram, yaitu wilayah Koripan dan Kajoran,” Sebut Yogi.
Daerah Kajoran merupakan wilayah Kerajaan Mataran dengan tokoh sentralnya Panembahan Romo, atau yang dikenal dengan Pangeran Kajoran.
Di Kajoran dan Koripan, kata dia, dulunya terdapat besalen atau tempat pembuatan senjata pusaka untuk kerajaan.
Bahkan hingga saat ini di daerah Kajoran masih cukup banyak ditemukan pande atau pembuat senjata.
“Di Koripan hingga saat ini memang masih banyak dijumpai pande, karena memang di sana dulu daerah pembuatan pusaka di era Mataram.”
Keris asli Klaten yang ditampilkan dalam pameran ini berjenis Dapur Sengkelat dengan luk atau lekuk berjumlah 13.
Seperti juga sejumlah senjata tikam berlekuk lainnya, keris ini memiliki filosofi.
“Kalau yang dari Kajoran yang kita tampilkan di sini adalah dapur Sengkelat luk 13 dengan pamor kulit semangka,” ucapnya.
Keris berlekuk 13 tersebut memiliki filosofi yang cukup dalam, yakni tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam hidup.
“Setiap kita dalam kehidupan sehari-hari pasti menginginkan untuk mencapai las-lasaning urip. Tujuan hidup kita kan mencapai las-lasaning urip, dalam artian kebutuhan tercukupi.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.