Sutopo mengungkapkan alasannya memberi pinjaman buku gratis pada masyarakat.
Dia berpendapat, minat masyarakat untuk membaca sebenarnya cukup tinggi, namun mereka terkendala harga buku yang relatif mahal.
“Ini semua gratis dibaca. Karena saya lihat kendala di masyarakat itu banyak yang suka membaca, tapi kendalanya, satu, buku mahal.”
Selain itu, untuk sejumlah kalangan, dia menyebut tidak mungkin berkunjung ke perpustakaan yang ada sekadar untuk membaca buku.
“Lalu untuk masuk ke perpustakaan itu impossible mereka itu, nggak mungkin. Contohnya bakul pasar, tukang becak, pedagang kaki lima, pemulung, dan sebagainya,” tegasnya.
Berdasarkan dua pertimbangan itu, Sutopo menyodorkan buku-buku miliknya untuk dibaca.
Sumbangan buku pun terus mengalir, bahkan ada sumbangan yang berasal dari salah satu pemilik toko buku online di Bali, yang enggan menyebutkan identitasnya.
Kegiatan sosial yang dilakukan oleh Sutopo juga memberinya berkah. Sutopo pernah menjadi juara keempat lomba literasi yang diselenggarakan oleh salah satu toko buku terbesar di Indonesia.
“Saya pernah ikut lomba literasi Gramedia dan saya juara empat, dapat Rp4 juta. Pesertanya ada gerobak sapi, ada mobil, ada sepeda, saya becak.”
Meski saat ini usianya tidak lagi muda, Sutopo mengaku masih akan terus meminjamkan buku secara gratis.
“Biasanya penumpang sambil di atas becak sambil membaca. Orang sangat tertarik dengan keberadaan buku di becak saya.”
“Jadi, becak saya itu berfungsi dua, untuk mengantar penumpang dan berfungsi sebagai perpustakaan,” lanjutnya.
Seperti juga kegiatannya yang cukup unik dan menarik, Sutopo pun beberapa kali mengalami kejadian unik yang menurutnya menyenangkan.
Salah satu kejadian yang terus diingatnya adalah ketika seorang siswa SD enggan pulang sekolah bersama sang nenek.
Saat itu nenek dari sisiwa itu datang menjemput, dan mengajak cucunya pulang menggunakan kendaraan pribadi yaang digunakan si nenek.
“Dia nggak mau, karena mau naik becak saya. Mau membaca buku,” kenang Sutopo.
Sang nenek pun mengalah dan membolehkan si anak naik becak. Namun, setibanya di rumah si anak enggan turun dari becak karena buku yang dibacanya belum kelar.
“Bacanya buku belum selesai. Jadi minta diantar ke sekolahan lagi.”
Kejadian menarik lainnya adalah ketika ada seorang ibu yang datang dan meminjam buku miliknya.
Saat pertama kali meminjam, tidak ada hal aneh yang terjadi. Si ibu mengembalikan buku yang dipinjamnya beberapa hari setelah meminjam.
Kemudian, ibu itu kembali meminjam buku lain milik Sutopo. Pada peminjaman kedua ini, si ibu mengembalikan bukunya dan menyisipkan sejumlah uang di antara lembaran buku.
“Untuk yang kedua ini, ternyata diselipi uang di dalam bukunya. Dia bilang, ‘Pak hati-hati membuka bukunya’. Ternyata ada uang di dalam buku,” kata Sutopo mengisahkan.
Setelah mengembalikan buku, beberapa waktu kemudian si ibu kembali datang dan meminjam buku.
“Yang ketiga ini, cara mengembalikan bukunya sangat aneh.”
Baca Juga: Viral Becak Dinosaurus di Bandara YIA, Bisa Dikayuh dan Disewakan Rp20 Ribu Sekali Naik
Ibu itu mengembalikan buku dengan memasukkannya dalam kantung plastik berwarna hitam. Selain buku yang dipinjam, di dalam kantung plastik juga ada amplop putih.
Kala itu ibu tersebut kembali mengingatkan agar Sutopo berhati-hati saat membuka kantung plastik, sebab di dalamnya ada sejumlah uang.
Ternyata amplop tersebut berisi uang sebesar Rp1 juta.
“Begitu orangnya pergi, saya buka, isinya satu juta rupiah. Ibu itu langsung saya tututi (kejar). Saya bilang, Bu, ini uangnya nanti keliru, Bu.”
“Tapi, kata ibu itu, kemarin suaminya sukses berbisnis dan menyisihkan uang untuk Pak Topo membeli buku dan sebagainya,” dia kembali mengenang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.