Tanpa gelang tersebut, jangan harap mereka bisa melewati penjagaan ketat WSBK Mandalika.
Adapun Dusun Bunut yang berada di tengah Sirkuit Mandalika itu masih didiami sekitar 48 kartu keluarga (KK).
Dari 48 KK tersebut, masih banyak balita di dalamnya. Sementara suara motor tak bisa melihat usia ataupun lawan jenis siapa yang mendengarnya.
Bagi balita, jam tidur mereka tak seperti orang dewasa. Mereka butuh banyak waktu untuk memejamkan mata. Akan tetapi, suara motor knalpot ber-cc tinggi tentu sangat mengganggu.
Warga Dusun Bunut seperti 'terpenjara' di tengah Sirkuit Mandalika lebih dari satu minggu lamanya.
Baca Juga: Ini 5 Aturan yang Wajib Anda Ketahui sebelum Nonton WSBK di Mandalika
Warga Desa Bunut sejatinya bersedia untuk pindah. Beberapa dari mereka juga sudah memiliki tujuan daerah baru untuk disinggahi.
Soal harga, ITDC dan warga juga sudah sepakat di angka Rp75 juta per are (100 meter persegi). Rata-rata dari mereka memiliki lebih dari 20 are untuk satu keluarga besar (lebih dari satu KK).
"Harga tanah sudah setuju Rp75 juta per are. Tapi ini ada bangunan, dan mereka belum kasih harga (untuk bangunan)," sambung Suprayadi, warga Desa Bunut lainnya.
"Kami bersedia pindah, tetapi tanah dan bangunan belum dibayar," kata dia.
Baca Juga: Jadi Kebanggaan Indonesia, Sirkuit Mandalika Dirampungkan dalam Waktu 14 Bulan
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.