Pembuatan program ini merupakan komitmen Pembaca Harian Kompas untuk membantu masyarakat di Indonesia khususnya masyarakat Kota Surakarta yang membutuhkan sanitasi air dengan membangun pengembangan Jaringan Air Minum Perpipaan Keluarga untuk ketersediaan air bersih dan air minum yang baik.
Sebagai informasi, selain Manajer Eksekutif Yayasan DKK Anung Wendyartaka dan Lurah Mojo Margono, acara launching tersebut juga dihadiri Kabid infrastruktur dan pengembangan wilayah BAPPEDA Kota Surakarta Dandy Yoga Enconika, ST, MT.
Kemudian Bayu mewakili Direktur Umum Perumda Air minum kota Surakarta, Ari Yulianto dari Disperumkpp Kota Surakarta, Jumadi selaku Ketua KSM Mojo Waras, dan Regional Manager IUWASH Plus Jawa Tengah Jefry Budiman.
Acara launching Program Pengembangan Jaringan Air Minum Perpipaan Keluarga (Master Meter) ini sukses dilaksanakan dengan Penandatanganan naskah kerja sama oleh DKK, KSM, Lurah Mojo, Bapppeda, DISPERUMKPP, dan IUWASH PLUS.
Launching program ditandai dengan penyerahan secara simbolis peralatan kerja dan meteran air kepada pelaksana teknis pembangunan jaringan air minum, penandatanganan kerja sama antara YDKK dan KSM Mojo Waras.
Sementara pihak Kelurahan Mojo, Bappeda Surakarta, dan Usaid IUWASH PLUS, Disperumkpp Kota Surakarta dan Perumda Air Minum Surakarta ikut serta sebagai pihak-pihak yang memberi dukungan dalam PKS tersebut.
Baca Juga: Kompas Gramedia Bantu Nelayan Tambaklorok
Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) adalah lembaga filantrofi media yang didirikan oleh Jakob Oetama dan P.K. Ojong (founders Kompas Gramedia). DKK bertransformasi menjadi Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas sejak 2011.
Cikal bakal DKK dimulai pada 1966 ketika Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, mengajak media massa memberikan sekaligus mengumpulkan dana dari masyarakat untuk membantu masyarakat miskin. Pemicu lainnya adalah penggalangan dana melalui dompet pembaca Harian Kompas untuk membantu korban banjir di Solo tahun 1966.
Sejak 1982, DKK tidak hanya mengumpulkan dana tetapi juga terjun langsung menyalurkan dana kepada korban bencana letusan Gunung Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat. Kegiatan mengumpulkan dan menyalurkan dana pembaca secara langsung kepada korban bencana selanjutnya menjadi pola kerja standar DKK saat terjun ke berbagai peristiwa bencana yang meliputi bencana alam, bencana akibat konflik, dan bencana kemanusiaan.
Pengumpulan dan penyaluran dana terbesar dilakukan ketika terjadi bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatera pada 2004-2005.
Selain terjun ke lokasi-lokasi bencana, DKK juga aktif menyalurkan dana bantuan pembaca untuk menanggulangi masalah kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan. Program-program besarnya antara lain operasi katarak untuk 10.000 warga tidak mampu, pembangunan sarana fisik pendidikan, pembangunan fasilitas sanitasi dan sebagainya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.