ACEH, KOMPAS.TV - Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Winardy mengatakan kasus penembakan pos polisi (Pospol) Panton Reu di wilayah Polresta Aceh Barat tidak ada kaitannya dengan kasus penembakan Komandan Tim Badan Intelijen Strategis atau BAIS TNI di Pidie, Aceh, Kapten Inf Abdul Majid (53).
Diketahui, kedua peristiwa penembakan tersebut terjadi di hari yang sama, Kamis, 29 Oktober 2021.
"Perlu kami sampaikan ini dua kasus yang berbeda," kata Kombes Pol Winardy, Minggu (31/10/2021).
Winardy menjelaskan bahwa peristiwa penembakan Pospol Panton Reu ditangani Polda Aceh, sedangkan kasus penembakan di Kabupaten Pidei itu merupakan ranah POM TNI.
Kendati begitu, Polda Aceh siap membantu untuk mengungkap pelaku dan motifnya.
Adapun soal kelanjutan kasus, dia juga meminta untuk ditanyakan langsung ke pihak TNI.
Baca juga: Satu Orang Ditetapkan Tersangka dari Lima Orang yang Diduga Menembak Pospol di Aceh Barat
Sebelumnya diberitakan, Pos Polisi Panton Reu di wilayah Polresta Aceh Barat, ditembaki oleh orang tak dikenal (OTK) pada Kamis (29/10/2021), pukul 03.15 WIB.
Dalam peristiwa itu, polisi mengamankan lima orang terduga pelaku yang salah satunya kini telah ditetapkan menjadi tersangka berinisial DP.
Penetapan DP sebagai tersangka berdasarkan pemeriksaan secara maraton dan barang bukti yang ditemukan yaitu berupa tiga peluru aktif berkaliber 5,56 dan satu selongsong.
Winardy mengatakan, barang bukti milik tersangka DP ditemukan tidak di lokasi kejadian, melainkan di Pantai Cermin, lokasi DP merampok pendulang emas sebelumnya.
"Tersangka sebelumnya melakukan perampokan dan tidak suka dicari-cari polisi," ujarnya menerangkan.
Baca juga: Komandan Tim BAIS TNI Tewas Ditembak di Pidie Aceh
Hal itu yang diduga memicu dendam DP karena dijadikan buronan, lalu menyerang Pospol Polsek Panton Reu, Polres Aceh Barat.
Pada hari yang sama juga terjadi penembakan yang menewaskan seorang anggota TNI di Jalan Lhok Krincong, Gampong Lhok Panah, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie, Aceh.
Anggota TNI berpangkat kapten yang meninggal itu bernama Abdul dan merupakan Komandan Tim BAIS TNI di wilayah Pidie.
Dalam peristiwa itu, polisi menangkap tiga pelaku, masing-masing berinisial AF, D dan M. Mereka merupakan komplotan perampok yang sudah mengincar korban.
Ketiga tersangka penembakan Kapten Abdul merupakan warga sipil asal Kabupaten Pidie. Mereka ditangkap di wilayah berbeda pada Minggu pagi.
Baca juga: Fakta-fakta Komandan Tim BAIS TNI Tewas Ditembak di Pidie Aceh
Winardy menjelaskan peran dari masing-masing tersangka dalam kasus perampokan tersebut.
Tersangka D (48) merupakan pemilik senjata, kemudian M (41) orang yang kenal dengan korban, dan AF (42) eksekutor yang menembak korban.
Menurut Winardy, aksi perampokan terhadap Komandan Tim Bais TNI Aceh itu telah direncanakan oleh para tersangka.
Berawal tersangka M yang sudah mengenal Kapten Abdul Majid mengajak dua rekannya AF dan D untuk melakukan perampokan terhadap korban.
Pelaku M mengincar korban karena mengaku telah mengetahui kebiasaan korban, yakni kerap membawa uang di dalam mobil.
Winardy mengungkapkan, motif para pelaku membunuh anggota TNI itu, yakni untuk menguasai harta milik korban berupa uang.
"Ini murni perampokan, kami sudah dalami. Mereka ingin menguasai uang korban," kata Winardy dalam konferensi persnya di Aceh pada Minggu (31/10/2021).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.