"Akhirnya untuk nutupin (bunga) itu dia pinjem lagi Rp 8 juta, nah dibalikin ke rentenir itu Rp 8 juta."
Namun, lanjut Dede, dari pinjaman tersebut ternyata ada bunganya juga dan terus menggelembung hingga Rp 40 juta.
Baca Juga: Pria di Bekasi Tewas Bunuh Diri Loncat dari Rooftop Mal, Diduga karena Terlilit Utang
"Nah, dihitung bunganya diakumulasikan jadi Rp 6 miliar," ucap Dede.
Dede menuturkan, dalam menjalankan usahanya, IS sebenarnya sudah bisa mengambil balik keuntungan dalam waktu enam bulan.
"Sebenarnya dalam jangka enam bulan modal dia usaha udah kembali modal," ujar Dede.
"Tetapi bunganya dilipatgulipatkan sama rentenir itu, akhirnya dijadikan Rp 25 miliar utangnya."
Karena bingung terjerat utang mencapai Rp25 miliar, IS kemudian menyusun rencana. Ia berbohong telah menjadi korban begal.
Baca Juga: Kades di Serang Korupsi Dana Desa Hampir Setengah Miliar, Ternyata Uangnya Dipakai Bayar Utang
"Utangnya, catatan rentenir (utang IS) antara Rp 10 miliar hingga Rp 25 miliar lebih. Dia pusing ditagih-tagih terus jadi punya ide dirampok agar rentenir percaya," ujar Dede.
Selain itu, Dede mengatakan, IS sempat juga membuat drama pingsan di Polsek Cisurupan saat hendak dimintai keterangan oleh polisi.
Karena kejadian itu, penyelidikan polisi pun sempat terhambat lantaran IS harus dibawa ke Puskesmas Cisurupan.
Drama yang dilakukan IS tak cukup sampai di situ. Saat di puskesmas, IS kembali histeris hingga dibantu bernapas dengan oksigen dan harus dirawat selama dua hari.
Baca Juga: PKS: Jangan Paksakan Bangun Ibu Kota Baru yang Dananya Bersumber dari Utang
Belakangan, aksi IS akhirnya ketahuan jika ia hanya merekayasa kejadian tersebut agar lepas dari jeratan utang rentenir.
Sumber : TribunJabar
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.