PURWOREJO, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ungkap potensi gempa bumi di wilayah Purworejo, Jawa Tengah, yang kekuatannya bisa mencapai 8,7 magnitudo.
Kepala Pusat Gempa dan Tsunami, Bambang S. Prayitno menjelaskan, wilayah Kabupaten Purworejo merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami, karena lokasinya yang berhadapan dengan sumber gempa megathrust segmen Jawa dengan potensi gempa dengan magnitudo maksimum M 8,7.
Sumber gempa megathrust tersebut berada di zona subduksi yang merupakan tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasi di dasar laut Samudra Hindia selatan Purworejo.
Jika gempa dengan skenario terburuk itu terjadi, lanjut Bambang, maka guncangannya dapat menimbulkan kerusakan di Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian Jawa Barat dan Jawa Timur.
Sementara itu, karena episenter gempa dahsyat itu di dasar laut dengan kedalaman hiposenter yang dangkal maka dapat memicu terjadinya tsunami.
Baca Juga: BMKG Analisis Kenaikan Suhu di DIY dan Jateng: Penggunaan Lahan Tinggi hingga Kondisi Gunung Merapi
Dilansir dari bmkg.go.id, wilayah Purworejo pernah dilanda gempa besar dan merusak pada tahun 1840, 1867, 1875, dan 1943.
Sementara tsunami juga pernah terjadi di pantai Purworejo pada tahun 1840 dan 1921.
Bambang menegaskan, sampai detik ini tidak ada satupun negara maupun teknologi di dunia yang mampu memprediksi kapan akan terjadi gempa termasuk besaran gempa dan letak gempa.
Karenanya, selain pembangunan jalur evakuasi dan rambu, perlu juga disiapkan tempat penampungan bagi para pengungsi yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana.
"Semua masih sebatas potensi dengan melihat sejarah kegempaan di wilayah tersebut. Mudah-mudahan tidak terjadi gempa yang disusul tsunami. Tapi manakala terjadi, pemerintah daerah dan masyarakat, beserta semua unsur-unsur masyarakat sudah siap dan tidak gagap dalam menghadapinya," ujarnya dilansir dari laman BMKG, Selasa (12/10/2021).
Melihat potensi tersebut, BMKG terus menggencarkan sosialisasi mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami di sepanjang pesisir Pulau Jawa bagian selatan.
Langkah tersebut sebagai upaya mitigasi guna mewujudkan target zero victim manakala wilayah tersebut dihantam gempa bumi dan tsunami.
Selain menggelar Sekolah Lapang Gempa (SLG), BMKG juga melakukan susur jalur guna memeriksa kelaikan jalur evakuasi, termasuk keberadaan rambu-rambu sepanjang jalur tersebut.
"Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian mitigasi untuk menekan potensi resiko pada tingkat minimal selain inovasi teknologi yang terus dikembangkan oleh BMKG," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati saat gelaran SLG di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Baca Juga: BMKG: Daerah Ini Berpotensi Gelombang Tinggi Akibat Siklon Tropis Kompasu
Agar lebih maksimal, maka simulasi harus sering dilakukan untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat dan sarana yang disiapkan untuk mengurangi dampak bencana.
Simulasi evakuasi mandiri yang dimaksud Bambang, bertujuan mengukur ketepatan lama waktu yang ditempuh oleh masyarakat ketika melakukan evakuasi sebelum terjadinya tsunami.
"Saya juga mengimbau kepada masyarakat untuk mencari sumber informasi yang resmi yang dikeluarkan BMKG agar terhindar dari berita bohong," ujarnya.
Baca Juga: Info Cuaca BMKG Hari Ini Minggu 10 Oktober: Akhir Pekan Jakarta Bakal Hujan Disertai Petir, Waspada!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.