GARUT, KOMPAS.TV - Gunung Guntur tempat hilangnya pendaki bernama Muhammad Gibran Arrasyid (14) penuh misteri. Bukan kali ini saja pendaki hilang di gunung itu.
Sebelumnya, seorang pendaki juga hilang di Gunung Guntur pada Sabtu, 4 Juli 2020.
Korban bernama Afrizal Putra Martian (16) dan berasal Desa Cigarungsang, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut. Ketika itu, korban baru bisa ditemukan setelah sekitar dua hari hilang.
Baca Juga: 5 Kejadian Misterius dalam Peristiwa Hilangnya Gibran di Gunung Guntur
Anehnya, korban ditemukan dalam kondisi yang mengherankan tim evakuasi. Ia ditemukan dalam keadaan hampir telanjang.
Awalnya, Afrizal mendaki bersama empat kawannya pada Jumat (3/7/2020) pukul 14.30 WIB.
Setibanya di Pos 3 pada pukul 17.00 WIB di hari yang sama, mereka berkemah di sekitar tempat itu.
Mereka bermalam di Gunung Guntur dan baru berniat turun pada keesokan harinya.
Akan tetapi, Afrizal sudah tak berada di tempat kemah mereka saat kawan-kawan korban bangun keesokan harinya.
Teman-teman Afrizal pun mencari dan menunggu korban pulang. Namun, korban tak kunjung datang hingga pukul 13.00 WIB, Sabtu (4/7/2020).
Setelah mencari tanpa membawa hasil, rombongan rekan-rekan korban akhirnya turun dan melaporkan kejadian tersebut kepada aparat.
Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansah mengatakan, pihaknya baru mendapatkan laporan kehilangan pada Sabtu malam.
Setelah itu, Basarnas menurunkan satu tim untuk membantu pencarian korban. Tim pencari tak berhasil menemukan korban hari itu.
Keesokan harinya pada Minggu (5/7/2020), tim pencari kembali melakukan penyisiran di sekitar Pos 3, Gunung Guntur, Desa Sukawangi, Kecamatan Tarogong Kaler.
Pencarian juga melibatkan TNI, Polri, BPBD, dan masyarakat sekitar.
Baca Juga: Gibran yang Tak Pernah Merasakan Malam Saat Hilang 6 Hari di Gunung Guntur
Sosok Entis Sutisna (61), warga yang sehari-hari berjaga di parkiran kendaraan di pos pendakian awal Gunung Guntur, Garut, di Kampung Citiis, berjasa besar dalam ditemukannya Afrizal.
Adapun saat ikut melakukan pencarian, Entis melewati jalur pendakian berbeda dengan tim pencarian yang lain.
Dia berangkat sekitar pada pukul 06.00 WIB. Sesampainya di dekat sumber mata air yang dikenal dengan nama Cikoleh, Entis sempat beristirahat karena kelelahan.
Di mata air itu, dia sempat berdoa agar korban segera ditemukan. Setelah itu, Entis sempat berteriak-teriak memanggil nama korban.
"Alhamdulillah ada jawaban," tutur Entis, dilansir dari Tribun Jabar.
Mendengar ada jawaban dari teriakan panggilannya, Entis bersama dua warga lainnya langsung mencari korban.
Akhirnya, korban ditemukan berada di dekat batu besar. Korban berada di dekat batu besar dalam keadaan hanya mengenakan celana dalam.
Untuk memastikan, Entis lalu bertanya dan menanyakan nama korban. Ternyata benar, orang ditemukannya itu adalah Afrizal.
Entis langsung memeluknya dan memberi pakaian. Ia menyebut, korban saat itu mengaku tidak tahu mengapa ia ada di situ.
Baca Juga: Cerita Bocah Pendaki yang Hilang Selama 5 Hari di Gunung Guntur, Bertahan Hidup dengan Air Sungai
"Kata korban, dia tidak tahu kenapa bisa sampai ada di situ. Dia hanya ingat sedang tidur dalam tenda sama temannya," kata Entis.
Entis mengatakan, peristiwa seperti ini bukanlah yang pertama terjadi di Gunung Guntur.
Ia menyebutkan, kejadian hilangnya pendaki juga pernah terjadi sekitar sepuluh tahun yang lalu.
"Sepuluh tahun lalu pernah kejadian seperti ini, ketemu setelah empat hari, sama kondisinya saat ditemukan juga hampir telanjang," katanya.
Kini, cerita Muhammad Gibran Arrasyid soal perjalanannya selama tersesat kembali menambah misteri Gunung Guntur.
Sumber : Kompas TV/Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.