LAMPUNG, KOMPAS.TV - Sebuah foto memperlihatkan enam pria berdiri berjejer sedang memegang poster di sebuah kebun. Foto tersebut beredar di grup-grup WhatsApp (WAG).
Dari enam pria tersebut, lima orang di antaranya memegang poster berupa tulisan bernada protes layaknya demonstran.
Baca Juga: Komnas HAM Desak Polisi Tindak Aktor Intelektual Kekerasan terhadap Jemaah Ahmadiyah Sintang
Dari pesan yang beredar itulah, disebutkan bahwa lima pria yang memegang poster itu adalah anggota intelijen dari Polda Lampung.
Tak hanya itu, disebutkan juga anggota kepolisian itu merekayasa demonstrasi saat kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Lampung, pekan lalu.
Menanggapi beredarnya foto itu, Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad angkat bicara.
Pandra mengakui, bahwa kelima pria yang memegang poster bernada protes itu benar anggota intelijen Polda Lampung.
Baca Juga: Penyidik Kepolisian Yakin Kejiwaan Orang Tua Congkel Mata Anak di Gowa Tak Mengarah pada Gila
Menurut dia, foto itu diambil di wilayah Bernung, Kabupaten Pesawaran pada Kamis (2/9/2021).
Diketahui, lokasi kelima intel itu berada merupakan perlintasan Presiden Jokowi yang hendak menuju Bendungan Way Sekampung, Kabupaten Pringsewu.
Namun demikian, kata Pandra, narasi dari foto yang beredar itu tidak benar karena disebutkan bahwa polisi yang melakukan aksi unjuk rasa.
Baca Juga: Kasus Turun, Jokowi Ingatkan Masyarakat Tak Euforia Berlebihan: Covid-19 Tak Mungkin Hilang Total!
“Namun, narasi dari foto itu adalah sangat tidak benar. Di info yang beredar disebutkan seolah-olah polisi yang melakukan aksi,” kata Pandra dikutip dari Kompas.com pada Selasa (7/9/2021).
Dia menegaskan, cerita sebenarnya dari foto tersebut bahwa kelima anggota Polda Lampung itu sedang mengamankan rencana aksi unjuk rasa saat kedatangan Jokowi.
Aksi unjuk rasa yang digalang seorang warga berinisial R itu rencananya akan digelar dengan memasang sekitar 100 poster.
Baca Juga: Aksinya Terekam CCTV, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Curanmor yang Kerap Beraksi di Lampung
Poster-poster itu menggambarkan tentang kekhawatiran membengkaknya utang hingga keadilan penegakan hukum antara koruptor dan ulama.
Selain itu, aksi unjuk rasa tersebut juga direncanakan meminta Presiden Jokowi membebaskan Rizieq Shihab.
Namun, kata Pandra, lokasi rencana aksi unjuk rasa yang akan digelar itu merupakan ring 2.
Aparat kepolisian karena itu bertanggung jawab atas perlintasan yang akan dilalui Presiden Jokowi dalam ring 2 dan 3.
Baca Juga: Badan Intelijen Negara Daerah DIY Siapkan 50.000 Dosis Vaksin per Bulan
Mendengar informasi itulah, beberapa anggota intelijen kemudian melakukan pendekatan persuasif kepada warga yang sudah berkumpul.
“Kelima anggota itu berpose dengan poster sebenarnya sebagai bukti laporan kepada atasan mereka,” kata Pandra.
Namun di saat bersamaan, salah seorang rekan R juga menggambil gambar kelima petugas.
Lalu foto itu menyebar bersama narasi yang berbeda dengan kejadian sebenarnya.
Baca Juga: Ganjil Genap Diperpanjang, Polisi Juga Terapkan Crowd Free Night, Ini Titik-titik Lokasi di Jakarta
"Saat pemotretan oleh anggota untuk laporan kepada pimpinan, warga R ini juga sempat minta difoto dan diambilkan oleh rekannya, dengan tujuan baik sebenarnya," ucapnya.
"Namun, tidak lama justru muncul dan beredar seolah-olah polisi yang melakukan aksi demonstrasi."
Baca Juga: Ini Aturan Pelat Nomor Khusus Kendaraan Pejabat hingga Intelijen, Nopol RF Tak Dipakai Lagi?
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.